Dokter Kandungan Surabaya | Dr. Greg Agung, SpOG

Dokter Spesialis Kandungan di Surabaya

  • Home
  • Layanan
    • Konsultasi & Kontrasepsi
    • PAP Smear
    • Pemeriksaan Ginekologik
    • Pemeriksaan Kehamilan
    • Screening USG 4D
  • Jadwal Dokter
  • Artikel
    • Kebidanan & Kandungan
    • ObsGyn Update
  • Tentang Kami
    • Fasilitas
  • Login Pasien
  • Daftar Antrian
  • 29 January 2023
You are here: Home / Archives for Kebidanan & Kandungan

KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN

28 December 2022 by Dr. Gregorius Agung, SpOG Leave a Comment

Mengutip dari WHO, pada 2015, jumlah bayi meninggal dalam kandungan secara global adalah ada 2,6 juta.

Sementara itu jumlah kematian adalah 7.178 per hari. Mayoritas kondisi ini terjadi pada negara-negara berkembang.

Kasus Intrauterine fetal death (IUFD) yang terjadi pada negara dengan penghasilan rendah dan menengah adalah sebanyak 98 persen.

Lalu, sekitar setengah dari semua kasus bayi meninggal dalam kandungan terjadi pada periode intrapartum (selama proses persalinan hingga kelahiran).

Periode tersebut merupakan waktu risiko terbesar selama kehamilan.

WHO memperkirakan, proporsi bayi meninggal dalam kandungan yang intrapartum cukup bervariasi dari 10 persen pada daerah maju, hingga 59 persen di Asia Selatan.
Bayi meninggal setelah lahir merupakan kondisi yang dapat terjadi pada siapapun.

Penyebab Terjadinya IUFD

IUFD adalah intrauterine fetal death atau sering dikenal sebagai kematian janin di dalam kandungan saat usia kehamilan sudah berusia di atas 20-28 minggu. Umumnya kasus IUFD tidak bisa dicegah, namun masih bisa dikurangi risikonya dengan mengetahui faktor penyebab dan langkah pencegahan yang tepat.

Untuk itu, perlu sekali rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan dan USG. Ini berguna sekali untuk memantau perkembangan janin serta tetap memastikan kondisi kesehatan ibu selama masa kehamilan.

Bila saat diperiksa ada beberapa faktor yang berisiko menyebabkan IUFD, maka rutinlah berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Sebagian besar penyebab IUFD atau yang disebut juga dengan stillbirth tidak diketahui, tapi kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya masalah dalam kehamilan. Berbagai kemungkinan penyebab IUFD antara lain:

1. Cacat lahir (kelainan Genetik ) dengan atau tanpa kelainan kromosom
Mengutip dari March of Dimes, sekitar 14 dari 100 kasus bayi lahir mati (14 persen) memiliki kondisi cacat lahir termasuk kondisi kelainan genetik, seperti down syndrome.

Selain itu, kelainan kromosom bertanggung jawab sebesar 15-20 persen dari semua kejadian bayi lahir mati.

Terkadang, bayi lahir mati juga mempunyai kelainan struktural yang bukan karena kelainan kromosom.

Akan tetapi, penyebabnya bisa karena genetik, lingkungan, dan penyebab yang tidak orangtua ketahui.

2. Masalah pada plasenta
Sekitar 24 persen masalah pada plasenta menyebabkan stillbirth. Masalah pada plasenta ini mencakup:
• pembekuan darah,
• peradangan,
• masalah dengan pembuluh darah pada plasenta, serta
• solusio plasenta (plasenta lepas dari dinding rahim sebelum waktunya).
Wanita yang merokok selama kehamilan lebih mungkin untuk mengalami solusio plasenta daripada wanita yang tidak merokok.

3. Kondisi kesehatan ibu
Bayi lahir mati bisa terjadi karena masalah kesehatan pada ibu, seperti:
• diabetes gestasional,
• Tekanan darah tinggi saat hamil
• Preeklampsia
• Lupus (gangguan autoimun)
• Obesitas
• Trauma atau kecelakaan
• Trombofilia (kondisi kelainan pembekuan darah), dan penyakit tiroid.

Tekanan darah tinggi atau preeklampsia saat hamil meningkatkan risiko abruptio plasenta atau bayi lahir mati dua kali lebih besar.

4. Intrauterine growth restriction (IUGR)
IUGR membuat janin memiliki risiko tinggi kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi ini kemudian membuat pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu.
Pertumbuhan dan perkembangan janin yang berjalan sangat lambat dapat menaikkan risiko lahir mati.

Bayi yang kecil atau tidak tumbuh sesuai dengan usianya berisiko mengalami kematian karena asfiksia atau kekurangan oksigen sebelum atau selama kelahiran.

5 . Infeksi selama kehamilan yang memengaruhi ibu, bayi, atau plasenta
Gangguan penyakit yang terjadi pada ibu selama masa kehamilan bisa menyebabkan IUFD atau kematian di dalam kandungan.

Sekitar 1 dari 10 kejadian bayi lahir mati, penyebabnya adalah infeksi. Beberapa infeksi yang dapat menyebabkan bayi lahir mati yaitu:
• sitomegalovirus,
• rubella,
• infeksi saluran kencing,
• saluran kelamin (seperti herpes genital),
• listeriosis (akibat keracunan makanan),
• sifilis, dan
• toksoplasmosis.
• Streptococcus grup B
• Malaria, Sifilis dan HIV

Beberapa infeksi ini mungkin tidak menunjukkan gejala dan tidak terdiagnosis sebelum ibu mengalami kondisi yang lebih serius.

Beberapa kondisi yang lebih serius yaitu kelahiran prematur atau bayi lahir mati.

6. Gawat janin
Gawat janin atau fetal distress adalah sebuah kondisi janin yang tidak kondusif untuk memenuhi syarat menuju persalinan. Umumnya kondisi gawat janin ini ditandai dengan hipoksia janin di mana tidak ada pasokan oksigen yang cukup atau mengalami keterlambatan.

Selain itu, gerakan janin di dalam kandungan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan tali pusar terpelintir dan suplai nutrisi menjadi terganggu. Padahal tali pusar menjadi jembatan pemenuhan nutrisi dan oksigen sesuai kebutuhan janin. Jika suplai oksigen terhenti, gerakan janin menjadi sangat berlebihan dan dapat mengakibat kematian di dalam kandungan.

7. Mengalami perdarahan
Selama masa kehamilan, tak jarang ada saja berbagai gangguan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Ibu hamil yang mengalami kecelakaan hebat hingga mengalami benturan di bagian perut dapat menyebabkan sebagian plasenta terlepas. Kondisi plasenta yang terlepas ini dapat memicu perdarahan, sehingga asupan nutrisi dan oksigen ke dalam tubuh sebagai asupan untuk janin menjadi terhenti.

Perdarahan yang hebat akibat berbagai faktor selama masa kehamilan dapat membuat janin mati di dalam kandungan.

8. Usia kehamilan yang melewati waktu normal
perlu disadari bahwa umumnya kehamilan terjadi hingga usia 40 – 42 minggu. Jika melebihi itu, kehamilan akan dianggap lebih dari batas normal.

Jika sudah lebih dari 40-42 minggu, maka plasenta akan mengalami penuaan dan fungsinya juga akan berkurang. Kondisi plasenta yang sudah tidak optimal ini akan membuat janin kekurangan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan.

Selain itu, cairan ketuban di dalam kandungan juga akan menjadi lebih kental dan hijau. Jika cairan ketuban terminum oleh janin dan masuk ke dalam paru-parunya dapat menimbulkan infeksi atau keracunan yang berujung kematian pada janin.

9. Usia dan pola hidup yang buruk
Faktor lain yang meningkatkan risiko IUFD adalah terkait usia. Ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 15 tahun lebih rentan mengalami IUFD.

Ibu hamil yang mengalami obesitas, terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji, terlalu banyak minum alkohol hingga merokok selama masa kehamilan, dapat memberikan pengaruh buruk untuk janin. Perlu diketahui bahwa merokok untuk ibu hamil dapat menghambat pertumbuhan janin di rahim karena mengurangi suplai oksigen ke janin melalui plasenta.

Beberapa ahli juga mengemukakan bahwa janin lahir mati atau janin meninggal dalam kandungan sering kali disebabkan oleh kombinasi dari sejumlah faktor di atas, seperti gangguan plasenta, kesehatan ibu, dan pola hidup yang buruk.

Ciri-ciri Bayi Meninggal dalam Kandungan

Setelah mengetahui penyebab Buah Hati meninggal dalam kandungan Berikut ciri-ciri Buah Hati meninggal dalam kandungan yang perlu Ibu tahu.

1. Terjadi Pendarahan
Apabila kehamilan sudah memasuki trimester kedua dan ketiga, lalu tiba-tiba mengalami pendarahan, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Terjadinya pendarahan bisa jadi menunjukkan adanya indikasi IUFD.

2. Demam, Nyeri, dan Kram pada Perut
Ketika tubuh terinfeksi, Ibu akan merasakan demam, nyeri, atau kram perut. Saat hal tersebut terjadi, segera memeriksakan diri ke pusat kesehatan terdekat untuk berkonsultasi dengan dokter terkait gejala yang dirasakan.

3. Tidak Ada Gerakan Janin
Memasuki usia kehamilan 16 minggu, biasanya Ibu mulai bisa merasakan pergerakan Buah Hati. Nah, semakin bertambah usianya, calon Buah Hati akan semakin aktif bergerak.
Jika Ibu tidak merasakan keaktifan Buah Hati setelah beberapa waktu, bahkan di momen spesial, seperti memperdengarkan musik pada Buah Hati, maka segera lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Penanganan yang cepat bisa menyelamatkan Buah Hati.

Semua Ibu yang menunggu calon Buah Hati, apalagi anak pertama, pasti ingin Buah Hatinya mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan baik. Untuk mencegah Buah Hati meninggal dalam kandungan, pastikan Ibu mengkonsumsi makanan yang sehat dan baik untuk kehamilan.

Bayi meninggal dalam kandungan tetap harus dilahirkan

Pada saat ini, ibu harus segera mengeluarkan bayi yang ada dalam kandungannya tanpa ditunda-tunda lagi. Ibu harus mempersiapkan dirinya untuk sebuah prosedur melahirkan. Diharapkan, ibu bisa mengikhlaskan dan masih mempunyai tenaga untuk dapat melahirkan bayinya yang sudah meninggal, sehingga tidak terjadi masalah saat prosedur melahirkan.

Beberapa ibu mungkin sudah siap untuk langsung diinduksi pada saat itu juga guna merangsang kontraksi rahim, sehingga ibu bisa cepat melahirkan dengan normal. Jika leher rahim ibu belum melebar, dokter akan memberikan obat pada vagina ibu untuk merangsang pelebaran leher rahim. Ibu juga akan diberi infus hormon oksitosin untuk merangsang kontraksi rahim.

Ibu yang lainnya mungkin butuh waktu beberapa hari (1-2 hari) untuk mempersiapkan diri dalam mengeluarkan bayinya. Namun, jika ibu mempunyai infeksi, dokter akan menyarankan untuk langsung mengeluarkan bayi Anda.

Beberapa ibu mungkin akan disarankan untuk mengeluarkan bayinya dengan cara operasi caesar. Beberapa ibu dengan kondisi tertentu akan disarankan untuk menjalani operasi caesar, seperti jika posisi bayi tidak normal (kepala bayi tidak berada di bawah dekat leher rahim), ibu mengalami atau pernah mengalami kelainan plasenta, bayi lebih besar dari ukuran panggul ibu, ibu melahirkan dengan operasi caesar pada kehamilan sebelumnya, kehamilan kembar, dan kondisi khusus lainnya. Operasi caesar dilakukan untuk menghindari komplikasi saat persalinan, seperti perdarahan.

Selain dengan cara melahirkan normal atau operasi caesar, proses pengeluaran bayi lahir mati juga dapat dilakukan dengan cara dilasi dan kuretase (D & C) atau lebih dikenal dengan istilah kuret. Prosedur ini dilakukan jika usia kandungan ibu masih dalam trimester kedua. Prosedur ini memiliki komplikasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan prosedur induksi Prosedur melahirkan bayi lahir mati tidak jauh berbeda dengan prosedur melahirkan bayi yang masih hidup. Setelah Anda melahirkan bayi Anda dengan prosedur melahirkan normal, Anda masih akan mengalami kontraksi dengan tingkat sakit yang sama. Anda juga akan merasakan sakit yang sama pada tubuh Anda. Perdarahan pada vagina, kram rahim, dan nyeri perineum juga mungkin akan Anda rasakan setelah melahirkan.

Untuk menghilangkan rasa sakit Anda, dokter mungkin akan memberikan obat. Anda memiliki pilihan yang lebih banyak untuk dapat menghilangkan rasa sakit Anda setelah melahirkan, karena berbagai cara yang Anda ambil tidak akan memberi risiko pada bayi Anda.

Filed Under: Kebidanan & Kandungan Tagged With: bayi meninggal, iufd, janin meninggal, kematian janin

Panduan Menyiapkan Kehamilan dan Kelahiran Untuk Calon Orang Tua

24 June 2022 by Dr. Gregorius Agung, SpOG Leave a Comment

Bagi Anda yang sudah berniat untuk memiliki momongan, mempersiapkan kehamilan dapat dimulai dengan menjalani pola hidup sehat sekarang juga. Ini termasuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kesehatan tubuh secara umum, berhenti merokok, serta minum suplemen asam folat.

Mempersiapkan kehamilan penting dilakukan sedini mungkin, yaitu segera setelah kamu berniat untuk memiliki anak. Hal ini penting dilakukan agar tubuhmu siap untuk hamil dan tetap sehat sepanjang 9 bulan kehamilan nanti. Selain itu, persiapan ini juga bertujuan agar bayi dapat dilahirkan dengan selamat, sehat, dan tidak kekurangan apapun.

Untuk mempersiapkan diri menjalani kehamilan yang sehat, kamu perlu melakukan beberapa langkah berikut ini:

1. Berkonsultasi ke dokter

Berkonsultasilah dengan dokter kandungan segera setelah kamu memutuskan untuk hamil. Hal ini sangat penting dilakukan, terutama jika kamu berusia 30 tahun ke atas atau menderita penyakit tertentu. Selain berkonsultasi, kamu juga bisa menjalani beberapa pemeriksaan yang berkaitan dengan organ reproduksimu, misalnya USG. Konsultasi dengan dokter kandungan juga bisa dilakukan untuk memulai program hamil.

Persiapan program hamil yang bisa dilakukan

1.1. Hentikan penggunaan kontrasepsi
Apapun metode kontrasepsi yang digunakan, Anda harus menghentikannya sebagai salah satu persiapan kehamilan atau perencanaan kehamilan.
Bagi sebagian besar wanita, kesuburan mungkin langsung kembali setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi.
Namun, untuk alat KB yang mengandung hormon, tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa hamil kembali.
Oleh karena itu, sebaiknya lepas alat kontrasepsi Anda satu tahun sebelumnya agar tubuh memiliki waktu untuk membersihkan diri dari pengaruh hormon alat kontrasepsi.

1.2 Mengetahui masa subur
Masa subur merupakan proses ketika sel telur sudah siap untuk dibuahi setiap bulannya.
Maka dari itu, Anda perlu mengetahui cara menghitung masa subur yang tepat untuk memperbesar kesempatan terjadinya pembuahan.
Namun, apabila dalam jangka waktu tertentu belum ada pembuahan, Anda dan pasangan sebaiknya melakukan tes kesuburan.
Apabila Anda mempunyai masalah dengan kesuburan, dibutuhkan perawatan khusus agar mempersiapkan kehamilan berhasil.

1.3. Melakukan tes medis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perawatan pra-kehamilan dapat meningkatkan peluang program hamil dan menurunkan peluang keguguran atau komplikasi persalinan.
Dokter akan menjalankan beberapa tes yang bertujuan untuk memastikan apakah Anda dan pasangan tidak memiliki penyakit tersembunyi yang belum diketahui.
Berikut beberapa tes yang mungkin akan disarankan dokter, seperti:
• Tes darah untuk melihat apakah ada penyakit keturunan.
• Melakukan tes penyakit menular seksual.
• Pemeriksaan pap smear untuk area serviks.
• Melakukan tes untuk menilai kualitas sperma sehat atau tidak.

1.4. Berhubungan intim di waktu yang tepat
Salah satu cara program hamil yang satu ini juga dapat memperbesar peluang kehamilan. Hal yang perlu dilakukan oleh Anda dan pasangan adalah berhubungan intim secara teratur. Cobalah untuk berhubungan intim 2 sampai 3 kali selama masa subur.

2. Menjaga berat badan ideal

Kelebihan berat badan bisa menambah risiko terjadinya komplikasi di masa kehamilan, seperti diabetes atau hipertensi. Sedangkan berat badan kurang bisa mempersulit kamu untuk hamil. Jika berat badanmu ideal, peluang untuk hamil pun akan makin besar.

Jadi, pastikan indeks masa tubuh (IMT) kamu tergolong normal saat mempersiapkan kehamilan. IMT yang normal untuk orang Asia adalah 18,5-22,9.

Cara menghitungnya, berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m)2. Sebagai contoh, perhitungan IMT untuk berat badan 60 kg dan tinggi badan 170 sentimeter (1,7 meter) adalah 60 / (1,7)² = 20,7. Nilai IMT ini termasuk dalam kategori normal.

3. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang

Mulailah memerhatikan jenis makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhmu. Caranya:

  • Kurangi asupan berkalori tinggi tanpa nutrisi, mengandung pemanis buatan, atau mengandung kafein.
  • Konsumsilah makanan yang kaya protein, zat besi, asam folat, dan kalsium.
  • Konsumsi juga buah-buahan, sayuran, biji-bijian, serta produk susu rendah lemak.
  • Konsumsi 340 gram ikan per Namun, hindari ikan yang berpotensi mengandung merkuri dalam kadar tinggi, misalnya ikan tuna.
  • Hindari mengonsumsi vitamin A, D, E, dan K (vitamin larut lemak) dalam dosis tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, vitamin-vitamin tersebut dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi.

4. Mengonsumsi asam folat / Vitamin penyubur

Konsumsi asam folat setidaknya 6 bulan sebelum hamil. Asam folat dapat membantu mencegah cacat bawaan lahir, seperti cacat tabung saraf. Selain dari makanan, asam folat juga bisa didapat dengan mengonsumsi suplemen asam folat. Dosis yang dianjurkan adalah 400 mikrogram per hari.

5. Jauhi rokok, alkohol, dan kafein

Kebiasaan merokok, ditambah mengonsumsi alkohol dan kafein, bisa membuatmu sulit hamil serta lebih berisiko mengalami keguguran. Belum lagi risiko jangka panjangnya, seperti bayi terlahir dengan cacat fisik dan gangguan tumbuh kembang.

6. Melakukan vaksinasi

Untuk melindungi kesehatanmu dan calon janinmu, kamu disarankan untuk melakukan imunisasi atau vaksinasi sebulan sebelum memulai program hamil. Beberapa jenis infeksi, seperti cacar (varicella) dan campak Jerman (rubella), bisa berbahaya bagi bayi yang belum lahir.

7. Menjaga kesehatan gigi dan tubuh

Saat hamil, perubahan hormon dapat membuatmu lebih rentan terhadap penyakit gusi dan gigi berlubang. Nah, penyakit gigi dan gusi ini sering kali dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur dan gangguan perkembangan organ janin.

Rutinlah berkonsultasi ke dokter gigi sebelum dan selama menjalani kehamilan. Selain itu, jangan lupa untuk rajin membersihkan gigi agar masalah radang gusi dan gigi berlubang bisa diminimalkan.

Tak hanya rutin berkonsultasi ke dokter gigi, saat hamil atau berencana untuk hamil, Anda juga disarankan untuk berkonsultasi ke dokter kandungan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan rutin.

8. Rutin berolahraga

Lakukan olahraga ringan, paling tidak selama 30 menit per hari. Kamu bisa mencoba yoga, berjalan kaki, bersepeda, berenang, atau olahraga ringan lain yang kamu sukai.

Bila belum terbiasa berolahraga, mulailah dengan latihan selama sepuluh menit dulu. Tambahkan durasinya secara bertahap menjadi 15 menit, 20 menit, kemudian nantinya menjadi 30 menit.

Dengan melakukan langkah-langkah persiapan kehamilan di atas, diharapkan tubuhmu akan lebih siap untuk hamil. Jika sudah mencoba berencana untuk hamil dan menjalani beberapa langkah di atas, namun masih belum juga berhasil mendapatkan momongan, kamu dan pasangan sebaiknya berkonsultasi ke dokter kandungan.

Hal yang dihindari saat persiapan kehamilan

Tidak hanya masalah kesuburan, ada beberapa faktor lainnya yang bisa membuat keberhasilan promil jadi tertunda.

Berikut beberapa hal yang sebaiknya dihindari ketika Anda melakukan persiapan kehamilan atau cara membuat anak, yaitu:

  1. Menghindari asap rokok
    Apabila Anda atau pasangan merokok, sebaiknya berhenti dan jauhi orang terdekat yang merokok. Merokok atau menghirup asap rokok sebelum hamil dapat mengganggu proses persiapan kehamilan.
    Hal ini karena kandungan di dalam rokok dapat memengaruhi kesehatan rahim.

    Selain itu, asap rokok yang menempel pada tubuh juga bisa memengaruhi produksi sperma di dalam tubuh.

    Setidaknya, Anda memerlukan waktu hingga 3 bulan untuk mendetoksifikasi racun akibat rokok di dalam tubuh.

    Merokok saat hamil juga berisiko untuk mengalami kehamilan ektopik, keguguran, bayi lahir prematur, dan memiliki bayi dengan berat rendah.
  2. Menghindari alkohol
    Selain rokok, Anda juga harus menjauhi minuman yang mengandung alkohol.

    Minum alkohol saat persiapan dan perencanaan kehamilan juga dapat membuat Anda lebih sulit untuk hamil.

    Tidak ada yang tahu batasan konsumsi alkohol yang aman saat kehamilan. Namun, minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami keguguran.
  3. Hindari stres
    Selama mempersiapkan kehamilan, Anda harus memastikan bahwa tidak ada hal yang mengganggu pikiran.

    Bahkan, hal ini juga harus Anda terapkan saat hamil maupun setelahnya.

    Pasalnya, jika selama persiapan kehamilan Anda membiarkan berbagai hal menghantui pikiran, hal ini dapat berujung pada stres.

    Stres saat sedang persiapan membuat anak dapat menjadi salah satu penyebab Anda sulit hamil.

    Tak hanya itu, stres yang dirasakan selama kehamilan juga dapat mengganggu kesehatan.

    Maka dari itu, saat merencanakan kehamilan, lakukan hal-hal yang dapat membuat Anda senang dan tenang.

    Sebaiknya hindari stres yang bisa Anda dapatkan dari lingkungan keluarga, pertemanan, atau tempat kerja.
  4. Berat badan kurang atau terlalu kurus
    Ternyata, jumlah lemak tubuh memengaruhi kesuburan Anda. Lemak dibutuhkan dalam produksi hormon estrogen sehingga terjadinya menstruasi.

    Jika terlalu sedikit hormon estrogen dalam tubuh, maka siklus menstruasi dan ovulasi dapat berkurang sehingga lebih sulit hamil.

    Saat akan melakukan persiapan kehamilan, Anda memerlukan lemak tubuh minimal sebesar 22%.

    Hal ini dapat membantu berovulasi dan memiliki siklus menstruasi yang normal.

    Jika berat badan kurang dan memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur sebaiknya periksakan ke dokter agar masalah dapat segera diatasi.

    Namun, apabila hanya butuh menambah berat badan beberapa kilogram, sebaiknya lakukan secara bertahap dengan cara makan makanan yang bergizi seimbang.

Hal lain yang dipertimbangkan dalam persiapan kehamilan

Sebelum melakukan promil serta mengetahui lebih banyak cara agar cepat hamil, Anda dan pasangan harus siap dengan tanggung jawab yang lebih besar.

Memiliki anak tidak hanya memikirkan nutrisi atau perawatannya saja. Jangan lupa bahwa Anda juga bertanggung jawab untuk mendidiknya.

Berikut hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan kehamilan:

  1. Apakah Anda benar-benar sudah siap memiliki anak?
    Tanyakan hal ini kepada Anda dan pasangan dari hati nurani yang paling dalam. Bukan karena tuntutan orang tua atau tren di lingkungan pertemanan Anda.

    Ini bukan hanya keputusan sesaat yang bisa Anda batalkan keesokan hari. Namun, keputusan seumur hidup tentang sebuah jiwa yang akan bergantung kepada Anda.

    Mungkin sulit untuk mengukur kesiapan ini. Namun paling tidak, Anda dan pasangan sudah satu suara untuk memiliki anak diiringi dengan kesiapan mental serta finansial.
  2. Ingin menjadi orang tua seperti apa?
    Apakah Anda akan menjadi orangtua yang keras untuk menggapai keberhasilan? Atau Anda ingin menjadi orangtua yang santai?

    Ini hal yang harus dipertimbangkan sebelum persiapan dan perencanaan kehamilan.

    Bicarakan peran apa yang ingin Anda pilih saat menjadi orangtua dan buat beberapa perjanjian dengan pasangan.
  3. Apakah siap secara finansial?
    Siap secara finansial adalah hal lain yang harus dipertimbangkan sebelum mempersiapkan kehamilan.

    Perlu diketahui bahwa membesarkan anak membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

    Pasalnya, beberapa aspek penting yang sebaiknya dipikirkan yaitu perihal kesehatan hingga pendidikan.

    Oleh karena itu, matang secara finansial juga menjadi aspek yang sebaiknya menjadi pertimbangan dalam merencanakan kehamilan.

Kapan sebaiknya merencanakan kehamilan?

Dibutuhkan periode prakonsepsi (sebelum proses kehamilan) atau tiga bulan untuk melakukan persiapan.

Namun idealnya, rencana kehamilan dibuat 6 bulan sebelum Anda hamil. Baik itu kelahiran bayi pertama, kedua, ketiga, atau lebih.

Pasalnya mempersiapkan tubuh adalah prioritas agar Anda memiliki kehamilan yang sehat.

Akan tetapi, apabila Anda sudah mencoba untuk hamil tetapi belum juga berhasil setelah satu tahun pernikahan, periksakan diri Anda dan pasangan ke dokter.

Menyiapkan Kelahiran Buah Hati

HPL (Hari Perkiraan Lahir) semakin dekat? Segera persiapkan mental, perlengkapan, bantuan medis, dan poin penting lainnya. Apa saja? Yuk, simak! Ingat, catat, dan jangan sampai ada yang terlewat.

Persiapan melahirkan menjadi urusan yang menyenangkan, sekaligus memusingkan di tengah euforia hadirnya anak tercinta. Meskipun begitu, Ayah dan Bunda tentu menginginkan persalinan yang sempurna dan tanpa kendala, bukan?

Karena itulah, jauh sebelum HPL (Hari Perkiraaan Lahir), penuhi segala persiapan jelang kelahiran sang buah hati. Terlebih, momen berharga ini juga dipengaruhi oleh kondisi Bunda sejak trimester pertama kehamilan.

Maka, demi menjaga ketenangan, kesehatan, dan keselamatan proses persalinan, maksimalkan upaya Ayah dan Bunda. Buatlah catatan khusus, agar tidak ada yang terlewat.

Nah, apa saja persiapan melahirkan yang paling esensial? Berikut ini 5 aspek yang perlu Ayah dan Bunda perhatikan:

Kekuatan Fisik
Kehamilan dan melahirkan, merupakan dua momen istimewa yang butuh kekuatan fisik luar biasa. Demi kesehatan ibu dan bayi, pastikan Bunda selalu mengonsumsi makanan bergizi tinggi. Ada baiknya, sejak trimester pertama, penuhi kebutuhan nutrisi yang berkaitan erat dengan perkembangan janin, serta tumbuh kembang anak di masa depan.

Tapi, bukan berarti harus makan dua porsi, ya. Yang terpenting, Bunda wajib melengkapi makronutrien dan mikronutrien penting dalam makanan harian. Tidak ribet, kok!

  • Mikronutrien, terdiri dari vitamin dan mineral, yang biasa terkandung dalam buah dan sayur.
  • Makronutrien terdapat pada makanan pokok dan lauk-pauk yang mengandung kalori, terdiri atas karbohidrat, protein, dan lemak.

Yang perlu diperhatikan, pada trimester kedua dan ketiga, ibu hamil memerlukan tambahan 300 kalori dari kondisi biasa. Selain itu, penuhi gizi yang penting bagi perkembangan janin, antara lain 1000-1200 miligram kalsium, 600-800 mikrogram asam folat, dan 27 miligram zat besi, serta asupan cairan dan nutrisi, melalui air putih, sayuran hijau, ikan, kacang-kacangan, dan buah-buahan.

Di sisi lain, ibu hamil hendaknya menjauhi minuman beralkohol, soda, kafein, juga seafood yang terindikasi mengandung merkuri atau logam berat.

Kesiapan Mental
Proses persalinan membutuhkan motivasi dari dalam diri Bunda. Persepsi dan ekspektasi yang baik harus terbentuk, karena pikiran yang tenang akan menjadi penopang kesehatan.

Maka, kesiapan mental Bunda menjadi perihal penting yang harus dijaga. Jika telah memenuhi asupan gizi dan olahraga, Bunda juga perlu ketenangan jiwa. Untuk mempersiapkan mental jelang persalinan, cobalah cara-cara berikut ini:

  • Menggali ilmu tentang proses kelahiran bayi, dari buku, situs kesehatan yang kredibel, dan berdiskusi dengan para ibu yang telah berpengalaman menjalani persalinan vaginal atau operasi caesar. Dengan begitu, Anda dapat memperoleh gambaran kondisi, bersiap menghadapi rasa sakit, dan mengikis kecemasan.
  • Menerima kondisi diri sendiri, dengan segala indikasi medis yang menyertai kandungan. Anggaplah segala dinamika selama kehamilan sebagai pengalaman yang istimewa untuk Bunda.
  • Relaksasi, melalui perawatan diri dan pijatan lembut dari suami atau anggota keluarga.
  • Senam hamil, untuk melatih pernapasan, otot, dan ketenangan diri menghadapi persalinan.
  • Menjalin kedekatan dengan suami dan/atau keluarga, karena di tengah kesulitan selama kehamilan, Bunda tentu membutuhkan apresiasi, motivasi, dan afirmasi positif agar selalu tenang dan bahagia. Selain itu, ibu hamil juga butuh perhatian, pengertian, dan bantuan pada berbagai pekerjaan rumah.
  • Menggali ilmu parenting, agar Ayah dan Bunda dapat berdiskusi mengenai pola asuh dan rencana keluarga setelah kelahiran anak tercinta.

Catatan medis dan tenaga kesehatan
Penentuan cara kelahiran (vaginal atau operasi caesar) dan tempat bersalin, harus mempertimbangkan catatan medis ibu dan janin. Maka, sebaiknya Bunda memeriksakan kondisi kehamilan secara rutin dan aktif berkonsultasi pada dokter kandungan atau bidan yang tersertifikasi.

Apabila tidak ada indikasi medis yang menjadi hambatan, upayakan proses bersalin berlangsung sealami mungkin (normal dan vaginal) dengan pertolongan bidan atau dokter kandungan. Namun, jika terdapat suatu kondisi yang menghalangi, selalu utamakan keselamatan ibu dan bayi.

Agar tidak panik, buatlah catatan dan perencanaan saat hari H, mulai dari transportasi, barang bawaan, tenaga kesehatan, dan lokasi/tempat bersalin. Bunda dapat memilih untuk melahirkan di rumah sakit, klinik, maupun Puskesmas PONED 24 jam. Yang terpenting, keputusan tersebut telah didiskusikan dengan dokter kandungan atau bidan, dengan pertimbangan rekam medis selama kehamilan.

Perlengkapan ibu dan bayi.
Karena terlalu bersemangat, kadang kala perlengkapan yang telah dibeli dan dibawa untuk bersalin jadi berlebihan dan tidak sempat digunakan. Maka, buat daftar atau checklist barang bawaan yang benar-benar diperlukan, dengan terlebih dulu bertanya pada teman atau saudara yang berpengalaman.

Sebagai referensi, berikut ini perlengkapan melahirkan yang utama untuk dibawa:

  • Kelengkapan administrasi, mencakup KK, KTP, kartu asuransi, buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), rekam medis, dan surat rujukan, jika menggunakan KIS BPJS Kesehatan.
  • Perlengkapan ibu, antara lain baju sederhana untuk bersalin, kerudung instan (bagi muslimah), pakaian dalam (celana dalam dan bra menyusui), kain jarik, pembalut maternity, ikat rambut, toiletries, dan berbagai benda yang sekiranya diperlukan, terutama untuk relaksasi saat kontraksi.
  • Perlengkapan bayi baru lahir, seperti popok, baju bayi, selimut, gendongan, sarung tangan, kaus kaki, dan berbagai kebutuhan lain sesuai dengan kondisi kelahiran.
  • Perlengkapan ayah, seperti sandal, baju ganti, minuman, makanan ringan, jam tangan, telepon genggam, charger, atau peralatan lain yang dibutuhkan selama mendampingi proses persalinan.

Kecukupan Dana
Meski dapat mengandalkan asuransi, Ayah dan Bunda tetap perlu menabung dan menyiapkan sejumlah dana. Buatlah perencanaan finansial terkait persiapan melahirkan, mencakup:

  • Biaya medis, jika dalam kondisi harus menggunakan dana mandiri.
  • Kebutuhan nutrisi, untuk ibu dan janin.
  • Perlengkapan ibu dan bayi, yang telah disebutkan dalam poin 4.
  • Pemeriksaan kehamilan, secara rutin ke dokter kandungan atau bidan.
  • Lain-lain, sesuai kondisi dan antisipasi kajadian tidak terduga.

Sembari mempersiapkan fisik, mental, perlengkapan, bantuan medis, dan dana untuk melahirkan, teruslah berdoa demi kelancaran setiap prosesnya. Yang terpenting, semoga ibu dan bayi, serta seluruh anggota keluarga berada dalam kondisi sehat dan bahagia.

Filed Under: Kebidanan & Kandungan Tagged With: menyiapkan kehamilan, meyiapkan kelahiran, panduan ibu hamil, panduan kehamilan, tips hamil

Kanker Serviks dan Vaksin HPV

12 June 2022 by Dr. Gregorius Agung, SpOG Leave a Comment

Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dengan cepat, sehingga mengakibatkan tumbuhnya tumor pada serviks. Tumor yang ganas ini kemudian akan berkembang dan menjadi penyebab kanker serviks.

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya yang terjadi di Indonesia. Sayangnya, deteksi dini seperti dengan tes pap smear rutin masih belum menjadi perhatian umum. Apalagi kanker
serviks ini juga tidak akan menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar dan memasuki tahap stadium lanjut. Dalam banyak kasus, kanker serviks ini juga berkaitan erat dengan infeksi menular seksual (IMS).

Human papilloma virus (HPV) adalah penyebab dari kanker serviks baik secara biologik maupun epidemiologik. Ada dua golongan HPV yaitu HPV risiko tinggi atau disebut HPV onkogenik yaitu utamanya tipe 16, 18, dan 31, 33, 45, 52, 58, sedangkan HPV risiko rendah atau HPV non-onkogenik yaitu tipe 6, 11, 32, dsb. Human papilloma virus tipe 16 dan 18 bertanggung jawab untuk sekitar 70% kanker pada serviks, vagina dan anus. Meskipun demikian, HPV tidak cukup untuk menimbulkan kanker karena dikenal faktor lain yang disebut ko-faktor yang juga berperan untuk terjadinya kanker.Partikel HPV dapat dibuat dengan menggunakan kapsid L1 untuk kemudian dieksploitasi menjadi vaksin. Vaksin ini dapat menimbulkan titer antibodi yang tinggi terhadap infeksi HPV, sehingga vaksinasi HPV diharapkan dapat berperan atau memberikan manfaat yang baik untuk program pencegahan kanker serviks.

Meskipun terinfeksi HPV, tidak semua wanita akan menderita kanker serviks dikemudian hari. Ada 3 kofaktor yg berperan :

  1. Eksogen/lingkungan ; kontrasepsi, merokok, paritas dan infeksi penyakit PHS
  2. Virus : ko infeksi tipe HPV lain, varian HPV, viral load dan integrasi dari virus
  3. Ko faktor dari pejamu ; hormon endogen, faktor genetika, dan faktor lain yg berkaitan dengan respon imun

Faktor Risiko Kanker Serviks

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seorang wnaita terkena kanker serviks, antara lain:

  • Faktor keturunan.
  • Usia, terutama wanita yang berusia 40 tahun ke atas.
  • Merokok.
  • Kurangnya konsumsi buah dan sayur.
  • Berat badan berlebih (obesitas).
  • Penggunaan kontrasepsi minum (pil KB) jangka panjang.
  • Frekuensi hamil dan melahirkan.
  • Hamil atau melahirkan di usia sangat muda.
  • Kondisi medis tertentu, seperti infeksi klamidia.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu

Gejala Kanker Serviks

Gejala baru akan muncul saat tumor sudah tumbuh. Tumor ini kemudian dapat mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat. Nah, berikut ini gejala kanker serviks yang perlu diwaspadai:

  • Perdarahan yang tidak wajar dari Miss V.
  • Siklus menstruasi jadi tidak teratur.
  • Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).
  • Nyeri saat berhubungan seks dan atau keluar darah per vaginam.
  • Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.
  • Badan lemas dan mudah lelah.
  • Berat badan menurun, padahal tidak sedang diet.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Keputihan vagina yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai darah.
  • Salah satu kaki membengkak.

Diagnosis Kanker Serviks

Diagnosis kanker serviks ditegakkan dengan tes pap smear. Dokter dapat melakukan tes lainnya untuk melihat sel kanker atau pre-kanker pada serviks jika tes pap smear menunjukkan malfungsi perubahan sel, seperti kolposkopi dan biopsi. Jika dokter menemukan adanya potensi kanker serviks, dokter kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisi (tahap stadium) kanker. Tesnya dapat meliputi hal-hal di bawah ini.

Pemeriksaan kondisi rahim, vagina , rektum, dan kemih apabila terdapat kanker.

  • Tes darah untuk memeriksa kondisi sekitar organ kewanitaan, seperti tulang, darah dan ginjal.
  • Tes pemindaian, yaitu dengan teknologi Computerised Tomography (CT) scan, Magnetic resonance imaging (MRI) scan, sinar X, dan Positive emission tomography (PET) scan. Tujuan dari tes adalah mengidentifikasi tumor kanker dan apabila sel kanker telah menyebar (metastasis).

Pengobatan Kanker Serviks

Jika dokter sudah yakin bahwa kamu mengidap kanker serviks, terdapat beberapa pilihan penanganan yang bisa dilakukan. Antara lain dengan operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Metode pengobatan tersebut juga bisa dikombinasikan untuk melenyapkan sel kanker.

Pencegahan Kanker Serviks

  • Rutin melakukan pemeriksaan pap smear.
  • Mendapatkan vaksinasi HPV.
  • Hindari merokok.
  • Lakukan hubungan intim yang aman dengan menggunakan kondom.
  • Menjaga kebersihan area intim kewanitaan.
  • Hindari gonta ganti pasangan

Waspadai Gejala Kanker Serviks

Sayangnya, gejala awal kanker serviks kerap diabaikan karena dianggap sebagai keluhan yang normal. Berikut beberapa gejala awal kanker serviks yang perlu diwaspadai:

  • Gangguan buang air kecil seperti nyeri saat berkemih, atau buang air kecil berdarah jika kanker sudah menyebar ke saluran kencing.
  • Gangguan buang air besar, jika kanker sudah menyebar ke saluran pencernaan.
  • Keputihan dalam jangka waktu lama.

Sementara itu, jika sudah menginjak stadium lanjut, gejala kanker serviks bisa muncul dengan tanda-tanda berikut:

  • Keputihan yang lama, berbau, atau bercampur darah.
  • Perdarahan yang terjadi setelah masa menopause.
  • Perdarahan yang terjadi setelah pemeriksaan panggul atau pembersihan alat kelamin wanita (douching).
  • Perdarahan yang terjadi di luar masa menstruasi.
  • Periode menstruasi yang terjadi lebih berat dan lebih lama daripada biasanya.
  • Nyeri saat berhubungan intim.
  • Nyeri di area panggul.
  • Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.

Bagaimana Kanker Serviks Bisa Terjadi?

Kanker serviks terjadi saat sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi genetik. Mutasi tersebut dapat mengubah sel yang normal menjadi abnormal, yang kemudian berkembang tak terkendali dan membentuk sel kanker. Lalu, apa yang menyebabkan terjadinya hal ini? Belum diketahui secara pasti juga.

Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya. Faktor utamanya adalah kelompok virus bernama HPV (human papilloma virus) yang menginfeksi serviks atau leher rahim. Selain area kelamin, virus ini juga dapat menginfeksi kulit dan membran mukosa di anus, mulut, serta tenggorokan.

Pada serviks, HPV menular lewat hubungan seksual, dan penularannya semakin berisiko jika:

  • Memiliki lebih dari satu pasangan seksual.
  • Melakukan hubungan seks di usia dini.
  • Memiliki kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pada pengidap HIV/AIDS.
  • Mengidap infeksi menular seksual, seperti gonore, klamidia, dan sifilis.

Selain hal-hal tadi, ada juga beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker serviks, yaitu:

  • Memiliki berat badan berlebih (obesitas).
  • Pola makan tak sehat, serta kurang konsumsi buah dan sayuran.
  • Mengonsumsi pil KB selama 5 tahun atau lebih.
  • Melahirkan lebih dari 5 anak, atau melahirkan di bawah usia 17 tahun.
  • Memiliki riwayat kanker serviks dalam keluarga.

Perlu diketahui bahwa ketika sudah memasuki stadium lanjut dan sel kanker telah menyebar ke berbagai organ lainnya, peluang kesembuhan untuk pengidap bisa sangat kecil. Oleh karena itu, jangan abaikan gejala-gejala awal yang telah disebutkan tadi.

Lakukan Pap Smear Sebagai Langkah Deteksi Dini Kanker Serviks.

Pap smear dilakukan untuk mendeteksi sel-sel yang berpotensi menjadi kanker. Namun, tes ini bukanlah tes untuk kanker, melainkan untuk memeriksa kesehatan sel-sel pada leher rahim (serviks). Bagi wanita yang pernah berhubungan seksual dan berusia 25–49 tahun, disarankan untuk rutin melakukan pap smear setiap tiga tahun sekali. Sedangkan bagi wanita yang berusia 50–64 tahun, disarankan untuk rutin melakukan pap smear setiap lima tahun sekali.

Melakukan pemeriksaan secara rutin membuat sel kanker pada serviks terdeteksi lebih awal, sehingga persentase kesembuhan menjadi lebih besar. Perlu diketahui, pemeriksaan rutin tersebut wajib dilakukan mengingat kanker serviks tidak menimbulkan tanda dan gejala di awal kemunculannya. Hal tersebut yang membuat banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi HPV.

Vaksin HPV penting untuk diberikan sejak dini guna mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh virus HPV, termasuk kanker serviks. Kanker serviks sendiri diketahui merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita.

Pemberian vaksin human papillomavirus (HPV) adalah bagian dari rangkaian vaksinasi untuk anak-anak dan remaja. Meski begitu, wanita dewasa muda yang sudah berhubungan seksual secara aktif juga perlu mendapatkan suntikan vaksin HPV.

Waktu yang Tepat untuk Mendapatkan Vaksin HPV.

Infeksi HPV sering kali tidak menimbulkan gejala yang khas. Namun, lebih dari 50% wanita dan pria yang aktif secara seksual pernah terinfeksi virus ini. Oleh karena itu, pemberian vaksin lebih awal penting dilakukan untuk melindungi tubuh dari infeksi HPV.

Vaksin HPV dapat diberikan kepada anak-anak, baik perempuan maupun laki-laki. Usia yang tepat untuk menerima vaksin ini adalah 10–13 tahun. Namun, orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin HPV sebelumnya atau belum pernah berhubungan seksual hingga usia 26 tahun juga masih bisa mendapatkan vaksinasi HPV.

Sementara itu, orang dewasa berusia di atas 27 tahun atau yang sudah aktif berhubungan seksual sebaiknya berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum memperoleh vaksin HPV.

Di Indonesia, pemerintah sudah memasukkan vaksin HPV ke dalam program wajib vaksinasi pemerintah. Vaksinasi wajib ini dikhususkan untuk anak perempuan yang berusia 10–13 tahun (atau sekitar kelas 5 dan 6 SD) dan diberikan setiap tahun pada bulan Agustus, tepatnya saat bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).

Vaksin HPV ini gratis untuk sasaran kelompok vaksinasi wajib. Sementara yang tidak termasuk dalam kelompok vaksinasi wajib dapat melakukan vaksinasi HPV secara mandiri.

Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin HPV

Idealnya, vaksin HPV diberikan kepada remaja atau orang dewasa muda yang belum pernah mendapatkan vaksin HPV sebelumnya dan belum aktif secara seksual.

Dosis vaksin HPV untuk anak usia di bawah 15 tahun diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak dosis kedua adalah 6–12 bulan setelah dosis pertama. Sementara untuk remaja dan dewasa muda berusia 15–26 tahun, diberikan 3 kali suntikan vaksin HPV dalam periode 6 bulan.

Perlu diperhatikan bahwa vaksin HPV tidak disarankan untuk ibu hamil atau pernah mengalami reaksi alergi berat setelah menerima vaksin HPV sebelumnya. Sementara itu, ibu menyusui masih dapat menerima suntikan HPV.

Orang yang sedang sakit atau demam disarankan untuk menunda vaksinasi HPV, guna membedakan gejala penyakit yang dialami dengan reaksi tubuh terhadap vaksin.

Vaksinasi HPV penting diperoleh untuk mencegah penyakit kanker serviks dan kutil kelamin yang merupakan beberapa jenis kondisi medis akibat infeksi virus HPV. Jika Anda atau anak Anda belum pernah mendapatkan vaksin HPV, berkonsultasilah dengan dokter untuk merencanakan jadwal vaksinasi HPV yang tepat.

Filed Under: Kebidanan & Kandungan Tagged With: gejalan kanker serviks, jadwal vaksin hpv, kanker serviks, pap smear, pengobatan kanker serviks, vaksin hpv

BERPUASA YANG AMAN BAGI IBU HAMIL

5 April 2022 by Dr. Gregorius Agung, SpOG Leave a Comment

Ramadan sudah di depan mata. Seperti tahun-tahun sebelumnya, awal pelaksanaan puasa Ramadan tahun ini ditentukan berdasarkan hasil sidang isbat. Lantas, bagaimana hukum puasa bagi ibu hamil?

Inilah beberapa hal yang harus  diketahui terkait hukum puasa bagi ibu hamil. Beberapa penjelasan baik secara agama dan kesehatan tentang hukum puasa bagi ibu hamil, diharapkan bisa membantu Moms untuk memilih apakah harus berpuasa atau tidak saat sedang hamil.

Misalnya puasa bagi seorang muslim, ini adalah salah satu dari lima pilar agama Islam. Namun, banyak ibu hamil yang bimbang apakah dia harus tetap melaksanakan kewajiban satu bulan penuh ini atau tidak.

Dikutip dari situs tanya jawab tentang Agama Islam Islamqa.info, diberitahukan bahwa dalam hukum puasa bagi ibu hamil, memang benar apabila dikatakan ibu hamil termasuk orang yang dibebani tugas berpuasa sebagaimana yang lainnya.

Akan tetapi, dalam hukum puasa bagi ibu hamil, jika ibu tersebut khawatir puasanya akan berbahaya bagi dirinya atau janinnya, maka ibu hamil tersebut boleh membatalkannya.

Ini diperkuat oleh salah satu hadist dari HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Kitab Irwa’ul Ghalil. Hadist tersebut menyebutkan bahwa ibu hamil dan atau ibu menyusui, jika keduanya takut membahayakan anak-anak mereka, maka mereka boleh berbuka dan sebagai gantinya memberi makan orang miskin.

Membatalkan puasa atau tidak berpuasa bagi ibu hamil, hukum puasa bagi ibu hamil mengatakan bisa atau boleh, wajib atau haram. Boleh berbuka, jika puasa terasa berat bagi dirinya, meskipun tidak membahayakannya.

Hukum puasa bagi ibu hamil mengatakan wajib membatalkan puasa, jika puasa baginya membahakan dirinya atau membahayakan janinnya. Terakhir, bisa menjadi haram, apabila puasa tersebut tidak memberatkan dirinya.

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan hukum puasa bagi ibu hamil bahwa wanita yang hamil kondisinya ada dua. Pertama, dirinya kuat dan giat, tidak sulit baginya berpuasa dan tidak berpengaruh bagi janinnya. Ibu seperti ini wajib berpuasa, karena tidak ada kepentingan bagi ibu tersebut untuk meninggalkan puasa.

“Kedua, ibu tersebut tidak kuasa berpuasa, karena hamilnya berat atau fisiknya lemah atau sebab lain. Dalam kondisi seperti ini, hendaknya dia berbuka. Apalagi jika berbahaya bagi janinnya, ketika itu dia bahkan wajib berbuka.”

Apakah Puasa Aman bagi Ibu Hamil?

Secara umum, hukum puasa bagi ibu hamil, tidak dianjurkan ketika ibu hamil mengalami komplikasi selama kehamilan, seperti darah tinggi, diabetes, infeksi ginjal, atau gangguan jantung. Hukum puasa bagi ibu hamil menunjukkan bahwa dampak puasa selama kehamilan mungkin tergantung pada kesehatan ibu secara keseluruhan, tahap kehamilan dan kapan puasa dilaksanakan.

Pada kehamilan Trimester pertama ( 1-3 Bulan ) dimana terjadi Organogenesis ( pembentukan Organ Janin ) dan ibu biasanya mengalami gejala mual dan muntah yang bahkan cenderung mengalami penurununan Berat Badan, maka Puasa tidak dianjurkan pada saat ini. Karena hal ini bisa menimbulkan cacat bawaan yang dikarenakan kekurangan zat gizi tertentu akibat puasa dan tidak makan dan minum secara teratur. 

Tetapi pada Trimester ke 2 kehamilan, maka Puasa sudah diperbolehkan dengan syarat dan kondisi tertentu.

Bila memang ibu hamil menjalani puasa.. ada beberapa tips yang bisa diikuti :

  • Tetap terhidrasi atau minum banyak air saat sahur dan buka puasa. Ibu hamil juga harus tetap tenang, karena jika tidak maka ibu dapat mengalami dehidrasi dengan cepat. Ini bukan hal yang baik untuk ibu dan bayinya.
  • Makan makanan kaya energi saat sahur
  • Berbuka puasa dengan makanan sehat termasuk protein, buah-buahan, kurma dan serat. Tanyakan keluarga atau teman yang pernah berpuasa saat hamil untuk tip dan saran tentang pilihan makanan.
  • Berbuka puasa jika ibu hamil merasa terlalu lemah atau tidak berenergi.
  • Hindari aktivitas yang akan membuat ibu hamil kelelahan secara fisik saat berpuasa. Cobalah untuk tidak berjalan jauh atau membawa barang berat. Ibu hamil juga harus mengurangi pekerjaan rumah tangga dan apa pun yang membuat  lelah. Jangan ragu menerima bantuan yang ditawarkan kerabat.
  • Istirahat dan tidur nyenyak. Rencanakan hari-hari dengan baik agar dapat beristirahat secara teratur.
  • Tetap tenang dan hindari situasi stres. Perubahan dalam rutinitas ibu hamil, kekurangan makanan dan air, serta makan dan minum pada waktu yang berbeda, dapat menyebabkan stres. Ibu hamil yang berpuasa ternyata memiliki kadar hormon stres kortisol yang lebih tinggi daripada ibu hamil yang tidak berpuasa.
  • Ibu hamil harus memilih berbagai makanan sehat dan banyak minum saat sahur dan saat buka puasa. Jangan ragu untuk makan camilan sehat sebelum tidur. Atur jam alarm , sehingga tidak ketinggalan makan sebelum fajar atau sahur.
  • Pilih makanan yang melepaskan energi secara perlahan. Karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian dan biji-bijian, serta makanan berserat tinggi, seperti kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan kering, akan membantu ibu hamil terus berenergi. Ini juga akan membantu Moms mencegah sembelit.
  • Perlu diingat juga untuk menghindari mengonsumsi banyak makanan manis yang akan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Gula darah ibu hamil kemudian akan turun dengan cepat, yang mungkin malah akan membuat  merasa lemas dan pusing.
  • Daripada makanan olahan berlemak tinggi, pilih opsi yang lebih sehat seperti kentang atau buncis. Pastikan ibu hamil mendapatkan banyak protein dari kacang-kacangan dan daging serta telur yang dimasak dengan baik. Ini akan membantu bayi Moms tumbuh dengan baik.
  • Terakhir, cobalah minum sekitar 1,5 liter hingga 2 liter air atau cairan lain antara senja dan fajar dan hindari minuman berkafein seperti teh dan kopi. Kafein membuat ibu hamil kehilangan lebih banyak air saat buang air kecil, sehingga cenderung mengalami dehidrasi terutama jika cuaca panas.Susu hamil lebih dianjurkan untuk diminum secara rutin.

 Ibu hamil, tentu saja boleh berpuasa. Akan tetapi, ibu hamil juga harus memperhatikan tanda-tanda bahaya yang mungkin membuat ibu hamil harus membatalkan puasa. Beberapa tanda itu, adalah:

  • Berat badan yang tidak bertambah atau justru turun. Ibu hamil mungkin akan ditimbang selama pemeriksaan antenatal, tetapi ibu hamil juga bisa mencatat berat badannya sendiri saat di rumah. Ini membantu melihat apakah puasa yang  dilakukan, justru menurunkan / memangkas berat badan ibu hamil itu sendiri.
  • Ibu hamil menjadi sangat haus, lebih jarang buang air kecil atau malahan air seni  menjadi berwarna gelap dan berbau tajam. Ini adalah tanda dehidrasi dan dapat membuat ibu hamil  lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih (ISK) atau komplikasi lainnya.
  • Ibu hamil  mengalami sakit kepala atau nyeri lain atau demam.
  • Ibu hamil  menjadi mual atau mulai muntah.
  • Gerak janin menjadi meningkat tajam / gelisah.
  • Pada pemeriksaan USG didapatkan penurunan Berat Badan Janin yang bermakna.

Ibu Hamil harus segera menghubungi dokter ketika dirasakan gejala di bawah ini :

  • Ada perubahan nyata pada gerakan bayi, seperti jika bayi dalam perut tidak banyak bergerak atau banyak menendang.
  • Ibu Hamil merasakan nyeri seperti kontraksi. Ini bisa menjadi tanda persalinan prematur.
  • Ibu hamil merasa pusing, ingin pingsan, lemas, bingung atau lelah, bahkan setelah Moms beristirahat dengan baik. Segera berbuka puasa dan minum air yang mengandung garam dan gula, atau larutan.

Selamat Berpuasa dan tetap Sehat..

Dikutip dari berbagai sumber.

Filed Under: Kebidanan & Kandungan

Keguguran, Apakah Perlu Dilakukan Tindakan Kuret?

28 February 2022 by Dr. Gregorius Agung, SpOG Leave a Comment

keguguran kandungan

Keguguran adalah berhentinya kehamilan dengan sendirinya saat masih hamil muda (sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu). Penyebab keguguran sangat beragam pada tiap orang, misalnya akibat penyakit yang diderita ibu hamil atau akibat janin tidak berkembang secara normal.

Keguguran dapat ditandai dengan keluarnya darah dari vagina, serta nyeri atau kram di perut dan punggung bagian bawah.
Ciri-ciri keguguran pada ibu hamil berbeda-beda sesuai dengan tahapan dari keguguran tersebut, antara lain:

  • Keguguran yang tidak bisa dihindari (abortus insipiens) Pada abortus insipiens, janin belum keluar dari kandungan. Namun, ibu hamil sudah mengalami perdarahan dan pembukaan jalan lahir (serviks), sehingga keguguran tidak dapat dihindari.
  • Keguguran tidak lengkap (abortus inkomplit) Pada tahapan abortus inkomplit, jaringan janin sudah keluar tetapi hanya sebagian.
  • Keguguran lengkap (abortus komplit) Dikatakan abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari rahim.
    Terkadang, keguguran juga bisa terjadi tanpa perdarahan. Kondisi ini dinamakan missed abortion.

Penyebab Keguguran

Penyebab keguguran sangat beragam, dan kadang tidak selalu dapat ditentukan secara pasti. Pada umumnya, keguguran terjadi karena perkembangan janin yang tidak normal akibat kelainan genetik atau masalah di plasenta.
Selain itu, keguguran juga dapat disebabkan oleh:

  • Penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal.
  • Penyakit autoimun, misalnya lupus dan sindrom antifosfolipid.
  • Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, dan gonore.
  • Gangguan hormon, misalnya penyakit tiroid atau PCOS.
  • Kelainan rahim, misalnya serviks yang lemah (inkompetensi serviks) dan miom.
  • Obat-obatan yang dikonsumsi, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, methotrexate, dan retinoid.
  • Kelainan pada rahim, misalnya serviks rahim.
  • Ada sejumlah faktor yang membuat seorang ibu hamil lebih berisiko mengalami keguguran, di antaranya:
  • Hamil di atas usia 35 tahun
  • Pernah mengalami keguguran sebelumnya
  • Merokok
  • Mengonsumsi minuman beralkohol
  • Menyalahgunakan NAPZA
  • Stres berlebihan

Bisakah Keguguran Dihentikan?

Pada kebanyakan kasus, ibu tidak dapat menghentikan keguguran setelah dimulai, tidak peduli trimester saat ini. Gejala keguguran biasanya menunjukkan bahwa kehamilan sudah berakhir.

Dalam beberapa kasus, gejalanya mungkin merupakan tanda dari kondisi yang disebut ‘threatened miscarriage’. Kondisi ini dapat terjadi pada orang yang hamil kurang dari 20 minggu. Ibu dapat mengalami pendarahan hebat dan menganggap kehamilan akan berakhir.

Namun, jika detak jantung janin masih ada, kehamilan dapat berlanjut. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk bekerja sama dengan dokter untuk mencegah keguguran penuh. Beberapa perawatan untuk kondisi ini antara lain:

  • Istirahat total di tempat tidur.
  • Menghindari hubungan seksual.
  • Melakukan pengobatan untuk setiap kondisi mendasar yang mungkin menyebabkan perdarahan.
  • Pemberian hormon progesteron.

Itulah tips mencegah keguguran dan cara mengelola faktor-faktor penyebab keguguran. Jika ini adalah kehamilan pertama, jangan ragu untuk bertanya terus pada dokter atau mencari informasi tepercaya mengenai kondisi kehamilan.

Cara mengatasi Keguguran

Perlu diketahui bahwa pada proses keguguran, bila hasil konsepsi keluar dari rahim sampai lapisan endometrium keluar semua (abortus komplit), tidak diperlukan tindakan kuretase atau pengobatan apapun. Sedangkan, pada keadaan di mana tidak seluruhnya jaringan hasil konsepsi keluar (abortus inkomplit), perlu dilakukan tindakan kuretase atau pemberian obat2 an untuk memicu kontraksi rahim. Tindakan kuretase yang dilakukan oleh seorang dokter yang berkompeten tentu tidak perlu dikuatirkan. Permasalahan timbul apabila kuretase dilakukan oleh pihak yang tidak berkompeten, sehingga tindakan tersebut cukup dalam dan mengakibatkan dinding rahim bagian dalam (myometrium) ikut dibersihkan. Tindakan ini berisiko terjadinya perlengketan hebat lapisan rahim, sehingga mengganggu kesuburan dan menstruasi seseorang, belum lagi resiko terjdinya infeksi rahim. Lapisan endometrium sangat berperan pada proses terjadinya kehamilan. Seorang perempuan yang telah datang menstruasi, maka secara otomatis lapisan endometriumnya kembali siap menjalani proses kehamilan.

Jadi sebenarnya apabila tidak terjadi perdarahan hebat dan nyeri yang hebat, maka pemberian obat seperti misoprostol dikatakan sebagai kuretase medicinalis adalah tindakan yang lebih aman. Tetapi pemberian obatnya harus dalam pengawasan dokter dan juga diperlukan evaluasi rahim melalui alat USG untuk melihat apakah rahim sudah bersih atau belum.

Cara mencegah keguguran

Satu-satunya cara mencegah keguguran adalah dengan menjaga kehamilan tetap sehat.

Keguguran umumnya merupakan kondisi yang tidak sepenuhnya dapat dicegah, baik keguguran tanpa kuretase maupun dengan kuretase. Namun, ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan risiko gangguan pada kehamilan. Beberapa upaya tersebut meliputi:

  • Konsumsi makanan bernutrisi yang kaya akan kandungan asam folat, Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 400 mikrogram asam folat setiap hari dapat mengurangi risiko cacat lahir yang umumnya menjadi penyebab keguguran. Oleh karena itu, mulailah mengonsumsi vitamin ini setiap hari saat masih dalam program hamil. Ibu bisa melanjutkan meminumnya selama kehamilan untuk mendapatkan manfaat maksimal.
  • Rutin berolahraga ringan selama hamil, namun sebaiknya konsultasikan lebih dahulu ke dokter kandungan terkait olahraga yang tepat sesuai kondisi kehamilan Anda.
  • Jaga berat badan agar tidak terlalu kurus atau gemuk.
  • Batasi asupan kafein.
  • Jauhi rokok dan minuman beralkohol.
  • Hindari aktivitas yang bisa menyebabkan cedera atau tekanan pada perut Anda.
  • Terkadang perlu melakukan tes Laboratorium ( TORCH, dll ) pada TSM ke 1

Keguguran dapat membahayakan ibu hamil. Oleh karena itu, jagalah selalu kesehatan diri Anda dan janin selama masa kehamilan. Segera hubungi dokter kandungan jika Anda mengalami perdarahan, keluar bercak darah dari vagina, kram dan nyeri perut, atau bila gerakan janin dirasa berkurang.

Filed Under: Kebidanan & Kandungan Tagged With: dokter kandungan, keguguran, keguguran kandungan, mencegah keguguran, mengurangi keguguran

  • 1
  • 2
  • 3
  • …
  • 10
  • Next Page »

Login Pasien


Links

  • RS Husada Utama
  • RS Lombok Dua Dua
  • RSIA Kendangsari MERR
  • RSIA Kendangsari Surabaya

The Doctor

Dr. Gregorius Agung H, SpOG menyelesaikan pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 1992 dan Pendidikan Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di universitas yang sama pada tahun 2002. Read More »

Peta Lokasi

Contact Us

GA Clinic - Dr. Gregorius Agung H, SpOG
Jl. Menur Pumpungan 167 A
Surabaya, 60118 · Indonesia

phone: (031) 5963706
email: gregspog@yahoo.com

Copyright © 2023 · Dokter Kandungan Surabaya | Dr. Greg Agung, SpOG

GA Clinic akan tutup pada tanggal 3 - 5 Februari 2023 dan buka kembali tanggal 6 Februari 2023