
Ramadan sudah di depan mata. Seperti tahun-tahun sebelumnya, awal pelaksanaan puasa Ramadan tahun ini ditentukan berdasarkan hasil sidang isbat. Lantas, bagaimana hukum puasa bagi ibu hamil?
Inilah beberapa hal yang harus diketahui terkait hukum puasa bagi ibu hamil. Beberapa penjelasan baik secara agama dan kesehatan tentang hukum puasa bagi ibu hamil, diharapkan bisa membantu Moms untuk memilih apakah harus berpuasa atau tidak saat sedang hamil.
Misalnya puasa bagi seorang muslim, ini adalah salah satu dari lima pilar agama Islam. Namun, banyak ibu hamil yang bimbang apakah dia harus tetap melaksanakan kewajiban satu bulan penuh ini atau tidak.
Dikutip dari situs tanya jawab tentang Agama Islam Islamqa.info, diberitahukan bahwa dalam hukum puasa bagi ibu hamil, memang benar apabila dikatakan ibu hamil termasuk orang yang dibebani tugas berpuasa sebagaimana yang lainnya.
Akan tetapi, dalam hukum puasa bagi ibu hamil, jika ibu tersebut khawatir puasanya akan berbahaya bagi dirinya atau janinnya, maka ibu hamil tersebut boleh membatalkannya.
Ini diperkuat oleh salah satu hadist dari HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Kitab Irwa’ul Ghalil. Hadist tersebut menyebutkan bahwa ibu hamil dan atau ibu menyusui, jika keduanya takut membahayakan anak-anak mereka, maka mereka boleh berbuka dan sebagai gantinya memberi makan orang miskin.
Membatalkan puasa atau tidak berpuasa bagi ibu hamil, hukum puasa bagi ibu hamil mengatakan bisa atau boleh, wajib atau haram. Boleh berbuka, jika puasa terasa berat bagi dirinya, meskipun tidak membahayakannya.
Hukum puasa bagi ibu hamil mengatakan wajib membatalkan puasa, jika puasa baginya membahakan dirinya atau membahayakan janinnya. Terakhir, bisa menjadi haram, apabila puasa tersebut tidak memberatkan dirinya.
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan hukum puasa bagi ibu hamil bahwa wanita yang hamil kondisinya ada dua. Pertama, dirinya kuat dan giat, tidak sulit baginya berpuasa dan tidak berpengaruh bagi janinnya. Ibu seperti ini wajib berpuasa, karena tidak ada kepentingan bagi ibu tersebut untuk meninggalkan puasa.
“Kedua, ibu tersebut tidak kuasa berpuasa, karena hamilnya berat atau fisiknya lemah atau sebab lain. Dalam kondisi seperti ini, hendaknya dia berbuka. Apalagi jika berbahaya bagi janinnya, ketika itu dia bahkan wajib berbuka.”

Apakah Puasa Aman bagi Ibu Hamil?
Secara umum, hukum puasa bagi ibu hamil, tidak dianjurkan ketika ibu hamil mengalami komplikasi selama kehamilan, seperti darah tinggi, diabetes, infeksi ginjal, atau gangguan jantung. Hukum puasa bagi ibu hamil menunjukkan bahwa dampak puasa selama kehamilan mungkin tergantung pada kesehatan ibu secara keseluruhan, tahap kehamilan dan kapan puasa dilaksanakan.
Pada kehamilan Trimester pertama ( 1-3 Bulan ) dimana terjadi Organogenesis ( pembentukan Organ Janin ) dan ibu biasanya mengalami gejala mual dan muntah yang bahkan cenderung mengalami penurununan Berat Badan, maka Puasa tidak dianjurkan pada saat ini. Karena hal ini bisa menimbulkan cacat bawaan yang dikarenakan kekurangan zat gizi tertentu akibat puasa dan tidak makan dan minum secara teratur.
Tetapi pada Trimester ke 2 kehamilan, maka Puasa sudah diperbolehkan dengan syarat dan kondisi tertentu.
Bila memang ibu hamil menjalani puasa.. ada beberapa tips yang bisa diikuti :
- Tetap terhidrasi atau minum banyak air saat sahur dan buka puasa. Ibu hamil juga harus tetap tenang, karena jika tidak maka ibu dapat mengalami dehidrasi dengan cepat. Ini bukan hal yang baik untuk ibu dan bayinya.
- Makan makanan kaya energi saat sahur
- Berbuka puasa dengan makanan sehat termasuk protein, buah-buahan, kurma dan serat. Tanyakan keluarga atau teman yang pernah berpuasa saat hamil untuk tip dan saran tentang pilihan makanan.
- Berbuka puasa jika ibu hamil merasa terlalu lemah atau tidak berenergi.
- Hindari aktivitas yang akan membuat ibu hamil kelelahan secara fisik saat berpuasa. Cobalah untuk tidak berjalan jauh atau membawa barang berat. Ibu hamil juga harus mengurangi pekerjaan rumah tangga dan apa pun yang membuat lelah. Jangan ragu menerima bantuan yang ditawarkan kerabat.
- Istirahat dan tidur nyenyak. Rencanakan hari-hari dengan baik agar dapat beristirahat secara teratur.
- Tetap tenang dan hindari situasi stres. Perubahan dalam rutinitas ibu hamil, kekurangan makanan dan air, serta makan dan minum pada waktu yang berbeda, dapat menyebabkan stres. Ibu hamil yang berpuasa ternyata memiliki kadar hormon stres kortisol yang lebih tinggi daripada ibu hamil yang tidak berpuasa.
- Ibu hamil harus memilih berbagai makanan sehat dan banyak minum saat sahur dan saat buka puasa. Jangan ragu untuk makan camilan sehat sebelum tidur. Atur jam alarm , sehingga tidak ketinggalan makan sebelum fajar atau sahur.
- Pilih makanan yang melepaskan energi secara perlahan. Karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian dan biji-bijian, serta makanan berserat tinggi, seperti kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan kering, akan membantu ibu hamil terus berenergi. Ini juga akan membantu Moms mencegah sembelit.
- Perlu diingat juga untuk menghindari mengonsumsi banyak makanan manis yang akan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Gula darah ibu hamil kemudian akan turun dengan cepat, yang mungkin malah akan membuat merasa lemas dan pusing.
- Daripada makanan olahan berlemak tinggi, pilih opsi yang lebih sehat seperti kentang atau buncis. Pastikan ibu hamil mendapatkan banyak protein dari kacang-kacangan dan daging serta telur yang dimasak dengan baik. Ini akan membantu bayi Moms tumbuh dengan baik.
- Terakhir, cobalah minum sekitar 1,5 liter hingga 2 liter air atau cairan lain antara senja dan fajar dan hindari minuman berkafein seperti teh dan kopi. Kafein membuat ibu hamil kehilangan lebih banyak air saat buang air kecil, sehingga cenderung mengalami dehidrasi terutama jika cuaca panas.Susu hamil lebih dianjurkan untuk diminum secara rutin.
Ibu hamil, tentu saja boleh berpuasa. Akan tetapi, ibu hamil juga harus memperhatikan tanda-tanda bahaya yang mungkin membuat ibu hamil harus membatalkan puasa. Beberapa tanda itu, adalah:
- Berat badan yang tidak bertambah atau justru turun. Ibu hamil mungkin akan ditimbang selama pemeriksaan antenatal, tetapi ibu hamil juga bisa mencatat berat badannya sendiri saat di rumah. Ini membantu melihat apakah puasa yang dilakukan, justru menurunkan / memangkas berat badan ibu hamil itu sendiri.
- Ibu hamil menjadi sangat haus, lebih jarang buang air kecil atau malahan air seni menjadi berwarna gelap dan berbau tajam. Ini adalah tanda dehidrasi dan dapat membuat ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih (ISK) atau komplikasi lainnya.
- Ibu hamil mengalami sakit kepala atau nyeri lain atau demam.
- Ibu hamil menjadi mual atau mulai muntah.
- Gerak janin menjadi meningkat tajam / gelisah.
- Pada pemeriksaan USG didapatkan penurunan Berat Badan Janin yang bermakna.
Ibu Hamil harus segera menghubungi dokter ketika dirasakan gejala di bawah ini :
- Ada perubahan nyata pada gerakan bayi, seperti jika bayi dalam perut tidak banyak bergerak atau banyak menendang.
- Ibu Hamil merasakan nyeri seperti kontraksi. Ini bisa menjadi tanda persalinan prematur.
- Ibu hamil merasa pusing, ingin pingsan, lemas, bingung atau lelah, bahkan setelah Moms beristirahat dengan baik. Segera berbuka puasa dan minum air yang mengandung garam dan gula, atau larutan.
Selamat Berpuasa dan tetap Sehat..
Dikutip dari berbagai sumber.
Leave a Reply