Selamat malam Dokter,
Saya ibu punya anak 1… waktu anak pertama saya hanya kosong 1 bulan…. namun utk anak ke 2 knp rasany bergitu jauh rezeki ny… smpai sya mnggu lebih dri 4th.
Apa ada hungungan ny kegemukan sama susah hamil… krn sya mengalama obesitas di daerah perut yg begitu besar. Trims jawaban nya saya tunggu Dok.
Ria – Surabaya
Ibu Ria,
Obesitas merupakan masalah yang umum terjadi di seluruh dunia. Kelebihan berat badan dan obesitas sering dihubungkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, osteoartitis, dan gangguan reproduksi dengan keluhan yang paling sering dialami adalah menstruasi tidak teratur dan kemandulan. Namun berat badan juga berpengaruh pada masalah kesehatan umum dan reproduksi.
Berat badan normal Standar internasional yang dipakai untuk menilai ideal tidaknya berat badan adalah BMI (Body Mass Index), yang menggunakan perbandingan berat badan dan tinggi badan. Untuk menghitung BMI, caranya sangat sederhana. BMI sama dengan berat badan dibagi dengan tinggi badan.
BMI = Berat (kg) / tinggi² (m)
BMI telah terbukti sebagai pengukuran yang efektif secara klinis dan banyak penelitian yang menunjukkan rendahnya kemungkinan untuk hamil pada orang dengan BMI lebih dari 25 atau kurang dari 18,5.
Obesitas dan infertitas
Walaupun banyak dari wanita yang telah memiliki anak adalah obesitas, dan memang wanita yang obesitas dapat hamil, banyak penelitian menunjukkan bahwa wanita yang kelebihan berat badan (BMI ≥ 25) dan obesitas (BMI ≥ 30) tiga kali lipat memiliki kemungkinan untuk infertile dibandingkan dengan wanita yang berat badannya normal.
Distribusi lemak di perut pada wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas secara signifikan mempengaruhi fungsi dan produksi hormone-hormon (androgen dan estrogen) yang berperan dalam ovulasi. Oleh karena itu, wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas lebih mungkin untuk mengalami ketidakteraturan ovulasi sehingga menstruasinya menjadi tidak teratur dan infertile.
Walaupun mekanisme yang pasti belum jelas, tingginya tingkat insulin yang beredar dan resistensi insulin yang terkait berperan penting. Dalam hal reproduksi, tingginya insulin yang beredar berperan dalam terjadinya ganggguan ovulasi, yang pada gilirannya memicu peningkatan androgen dari ovarium dan estrogen dari lemak tubuh. Keduanya akan menghambat ovulasi.
Bahkan, tingkat keberhasilan pengobatan infertilitas lebih rendah pada panita yang kelebihan berat badan. Banyak penelitian yang menunjukkan bukti bahwa peningkatan BMI berhubungan dengan peningkatan kebutuhan obat-obatan untuk menangani infertilitas, seperti clomiphene citrate atau injeksi gonadotropin. Prosedur inseminasi pada infertilitas yang tidak jelas sebabnya menunjukkan redahnya angka keberhasilan pada wanita dengan BMI lebih dari 30 dan banyak penelitian menunjukkan rendahnya angka keberhasilan IVF dengan seiring dengan peningkatan BMI.
Masalah kehamilan dan kaitannya dengan obesitas
Pada wanita hamil, kelebihan lemak di tubuh berkaitan dengan meningkatnya risiko keguguran dalam 3 bulan pertama. Pada wanita dengan BMI lebih dari 30, risiko tersebut dapat meningkat menjadi 3x bahkan lebih, meskipun pada yang kelebihan berat badan ringan risiko tersebut juga meningkat.
Ketika kehamilan telah melewati 3 bulan, terdapat pula peningkatan risiko terjadinya kelainan pada janin. Spina bifida 3x lebih sering terjadi pada wanita yang obesitas dan risiko tersebut tetap tinggi meskipun konsumsi suplemen asam folat diberikan. Risiko kelainan perut dan jantung juga meningkat 2-3x pada wanita yang kelebihan berat badan.
Risiko terjadinya diabetes dalam kehamilan dan hipertensi juga meningkat 2-3x. hal ini dapat memicu kelahiran premature, induksi persalinan, operasi sesar dan peningkatan risiko bayi lahir mati. Selain itu ada lebih banyak risiko komplikasi setelah melahirkan seperti infeksi, perdarahan, dan tromboemboli, pada wanita dengan berat badan berlebih dibandingkan dengan yang berat badannya normal.
Baru-baru ini, suatu penelitian menunjukkan adanya hubungan antara obesitas pada ibu dengan penyakit kardiovaskular pada keturunannya saat dewasa. Dan juga, tingkat diabetes mellitus tipe II pada dewasa lebih tinggi diperoleh pada yang ibunya memiliki berat badan diatas normal saat hamil. Mengingat bahwa obesitas dan resistensi insulin bukan hanya genetic tetapi juga didapat, peningkatan sensitivitas insulin ibu menjelang pembuahan melalui aktivitas atau diet tidak hanya memperbaiki kesehatan ibu tetapi juga kesehatan anak-anak mereka kelak. Walaupun masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Apa yang dapat dilakukan pada berat badan berlebih?
Wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas harus mengetahui risiko infertilitas dan buruknya bayi yang dilahirkan. Mereka jug harus mengetahui bahwa keberhasilan pengobatan lebih rendah jika BMI mereka meningkat. Tambahan asam folat harus diberikan.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa penurunan berat badan pada wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas, menyebabkan menstruasi teratur dan kehamilan Bahkan tingkat keberhasilan pada program IVF meningkat seiring dengan penurunan berat badan pada wanita infertil akibat penyebab lain yang tidak berhubungan dengan ovulasi (seperti infertilitas akibat factor pria atau gangguan tuba). Penurunan berat badan memang tidak mudah dilakukan. Cara yang paling berhasil untuk membantu wanita yang berat badannya berlebih adalah memiliki perilaku yang baik. Olahraga dan diet yang baik merupaka cara yang lebih efektif daripada hanya berkonsentrasi pada diet rendah kalori. Hal ini sangat baik dilakukan sebelum dimulainya pengobatan infertilitas dan berlanjut saat awal kehamilan.
Demikian, semoga jawaban saya bisa membantu.