Dokter Kandungan Surabaya | Dr. Greg Agung, SpOG

Layanan Kehamilan & Kesehatan Wanita Profesional

  • Home
  • Layanan
    • Konsultasi & Kontrasepsi
    • PAP Smear
    • Pemeriksaan Ginekologik
    • Pemeriksaan Kehamilan
    • Screening USG 4D
  • Jadwal Dokter
  • Artikel
    • Kebidanan & Kandungan
    • ObsGyn Update
  • Tentang Kami
    • Fasilitas
  • Login Pasien
  • Daftar Antrian
  • 16 May 2025
You are here: Home / Archives for Konsultasi Online

Apa Ada Hubungan Kegemukan Dengan Susah Hamil?

2 August 2018 by Dr. Gregorius Agung, SpOG 2 Comments

Selamat malam Dokter,
Saya ibu punya anak 1… waktu anak pertama saya hanya kosong 1 bulan…. namun utk anak ke 2 knp rasany bergitu jauh rezeki ny… smpai sya mnggu lebih dri 4th.
Apa ada hungungan ny kegemukan sama susah hamil… krn sya mengalama obesitas di daerah perut yg begitu besar. Trims jawaban nya saya tunggu Dok.

Ria – Surabaya


Ibu Ria,

Obesitas merupakan masalah yang umum terjadi di seluruh dunia. Kelebihan berat badan dan obesitas sering dihubungkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, osteoartitis, dan gangguan reproduksi dengan keluhan yang paling sering dialami adalah menstruasi tidak teratur dan kemandulan. Namun berat badan juga berpengaruh pada masalah kesehatan umum dan reproduksi.

Berat badan normal Standar internasional yang dipakai untuk menilai ideal tidaknya berat badan adalah BMI (Body Mass Index), yang menggunakan perbandingan berat badan dan tinggi badan. Untuk menghitung BMI, caranya sangat sederhana. BMI sama dengan berat badan dibagi dengan tinggi badan.

BMI = Berat (kg) / tinggi² (m)

BMI telah terbukti sebagai pengukuran yang efektif secara klinis dan banyak penelitian yang menunjukkan rendahnya kemungkinan untuk hamil pada orang dengan BMI lebih dari 25 atau kurang dari 18,5.

Obesitas dan infertitas

Walaupun banyak dari wanita yang telah memiliki anak adalah obesitas, dan memang wanita yang obesitas dapat hamil, banyak penelitian menunjukkan bahwa wanita yang kelebihan berat badan (BMI ≥ 25) dan obesitas (BMI ≥ 30) tiga kali lipat memiliki kemungkinan untuk infertile dibandingkan dengan wanita yang berat badannya normal.

Distribusi lemak di perut pada wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas secara signifikan mempengaruhi fungsi dan produksi hormone-hormon (androgen dan estrogen) yang berperan dalam ovulasi. Oleh karena itu, wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas lebih mungkin untuk mengalami ketidakteraturan ovulasi sehingga menstruasinya menjadi tidak teratur dan infertile.

Walaupun mekanisme yang pasti belum jelas, tingginya tingkat insulin yang beredar dan resistensi insulin yang terkait berperan penting. Dalam hal reproduksi, tingginya insulin yang beredar berperan dalam terjadinya ganggguan ovulasi, yang pada gilirannya memicu peningkatan androgen dari ovarium dan estrogen dari lemak tubuh. Keduanya akan menghambat ovulasi.

Bahkan, tingkat keberhasilan pengobatan infertilitas lebih rendah pada panita yang kelebihan berat badan. Banyak penelitian yang menunjukkan bukti bahwa peningkatan BMI berhubungan dengan peningkatan kebutuhan obat-obatan untuk menangani infertilitas, seperti clomiphene citrate atau injeksi gonadotropin. Prosedur inseminasi pada infertilitas yang tidak jelas sebabnya menunjukkan redahnya angka keberhasilan pada wanita dengan BMI lebih dari 30 dan banyak penelitian menunjukkan rendahnya angka keberhasilan IVF dengan seiring dengan peningkatan BMI.

Masalah kehamilan dan kaitannya dengan obesitas

Pada wanita hamil, kelebihan lemak di tubuh berkaitan dengan meningkatnya risiko keguguran dalam 3 bulan pertama. Pada wanita dengan BMI lebih dari 30, risiko tersebut dapat meningkat menjadi 3x bahkan lebih, meskipun pada yang kelebihan berat badan ringan risiko tersebut juga meningkat.

Ketika kehamilan telah melewati 3 bulan, terdapat pula peningkatan risiko terjadinya kelainan pada janin. Spina bifida 3x lebih sering terjadi pada wanita yang obesitas dan risiko tersebut tetap tinggi meskipun konsumsi suplemen asam folat diberikan. Risiko kelainan perut dan jantung juga meningkat 2-3x pada wanita yang kelebihan berat badan.

Risiko terjadinya diabetes dalam kehamilan dan hipertensi juga meningkat 2-3x. hal ini dapat memicu kelahiran premature, induksi persalinan, operasi sesar dan peningkatan risiko bayi lahir mati. Selain itu ada lebih banyak risiko komplikasi setelah melahirkan seperti infeksi, perdarahan, dan tromboemboli, pada wanita dengan berat badan berlebih dibandingkan dengan yang berat badannya normal.

Baru-baru ini, suatu penelitian menunjukkan adanya hubungan antara obesitas pada ibu dengan penyakit kardiovaskular pada keturunannya saat dewasa. Dan juga, tingkat diabetes mellitus tipe II pada dewasa lebih tinggi diperoleh pada yang ibunya memiliki berat badan diatas normal saat hamil. Mengingat bahwa obesitas dan resistensi insulin bukan hanya genetic tetapi juga didapat, peningkatan sensitivitas insulin ibu menjelang pembuahan melalui aktivitas atau diet tidak hanya memperbaiki kesehatan ibu tetapi juga kesehatan anak-anak mereka kelak. Walaupun masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.

Apa yang dapat dilakukan pada berat badan berlebih?

Wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas harus mengetahui risiko infertilitas dan buruknya bayi yang dilahirkan. Mereka jug harus mengetahui bahwa keberhasilan pengobatan lebih rendah jika BMI mereka meningkat. Tambahan asam folat harus diberikan.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa penurunan berat badan pada wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas, menyebabkan menstruasi teratur dan kehamilan Bahkan tingkat keberhasilan pada program IVF meningkat seiring dengan penurunan berat badan pada wanita infertil akibat penyebab lain yang tidak berhubungan dengan ovulasi (seperti infertilitas akibat factor pria atau gangguan tuba). Penurunan berat badan memang tidak mudah dilakukan. Cara yang paling berhasil untuk membantu wanita yang berat badannya berlebih adalah memiliki perilaku yang baik. Olahraga dan diet yang baik merupaka cara yang lebih efektif daripada hanya berkonsentrasi pada diet rendah kalori. Hal ini sangat baik dilakukan sebelum dimulainya pengobatan infertilitas dan berlanjut saat awal kehamilan.

Demikian, semoga jawaban saya bisa membantu.

 

Filed Under: Konsultasi Online Tagged With: kehamilan dan obesitas, obesitas dan kesuburan, obesitas susah hamil

Haruskah Gigi Dicabut Atau Ditambal Di Saat Hamil?

21 July 2010 by Dr. Gregorius Agung, SpOG

Gigi saya berlubang Dok, tapi selama ini memang tidak pernah sakit. Apakah aman-aman saja bila saya menambal atau bahkan mencabut gigi saya di saat sedang hamil?

Apakah proses menambalan dan pencabutan gigi akan berpengaruh kepada kandungan/ janin saya? Sebaliknya, jika gigi saya yang berlubang ini dibiarkan saja, dan baru saya tambal atau dicabut setelah saya melahirkan, apakah tidak akan berdampak kepada janin saya, Dok? Mohon jawabannya, terima kasih.

Melani – Yogyakarta

Ny. Melani di Yogyakarta,

Masalah gigi memang sering membingungkan kita. Barangnya kecil dan tersembunyi, tetapi begitu ada gangguan, akibatnya membuat sakit kepala. Gigi secara anatomi, letaknya jauh dari kandungan. Seperti yang telah saya katakan, bila timbul gangguan, maka akibatnya bisa fatal.

Gigi yang bermasalah pada wanita hamil adalah gigi yang tidak utuh dan gigi yang berlubang, yang dapat merangsang syaraf di daerah tersebut, menimbulkan rasa nyeri, serta bengkak di daerah gusi.

Masalah yang timbul bila dari gigi tersebut timbul infeksi yaitu dapat mengakibatkan kontraksi. Bila terjadi kontraksi, maka wanita hamil akan merasa tegang perutnya. Bila terjadi pada kehamilan trimester pertama, di mana belum ada plasenta yang berfungsi baik, maka kontraksi tersebut akan menimbulkan keguguran. Sedangkan untuk kehamilan yang lebih besar, maka kontraksi akan merangsang timbulnya perdarahan.

Untuk memperbaiki masalah di atas, maka sebaiknya bila kehamilan ini berencana, penambalan dan pencabutan dilakukan saat sebelum kehamilan terjadi. Bila kehamilan ini tidak direncanakan, ternyata ada gigi yang bermasalah, maka gigi berlubang tersebut harus segera diperbaiki. Mengenai tindakan dicabut atau ditambal, tergantung pada kerusakan yang ada.

Bila masih bisa dipertahankan, maka anjurannya adalah gigi tersebut ditambal. Masalah penambalan gigi ini yang harus hati hati, jangan memakai bahan amalgam atau menggunakan laser. Biasanya, dokter gigi mengetahui hal ini.

Sedangkan bila sudah tidak dapat dipertahankan lagi atau kerusakan gigi sudah demikian lanjut, maka tidak apa di cabut, disertai dengan pemberian antibiotika yang aman untuk mencegah infeksi, perawatan rongga mulut yang baik, makanan yang tidak berserat, dan bisa ditambahkan obat antinyeri dan antikontraksi.

Perawatan setelah pencabutan memang akan memakan waktu agak lama. Tetapi hal ini akan lebih baik daripada membiarkan gigi berlubang tadi yang dapat merangsang infeksi berkelanjutan.

Filed Under: Konsultasi Online

Vagina Pun Bisa Varises

21 July 2010 by Dr. Gregorius Agung, SpOG

Yth.Dr. Greg, SpOG,

Selain perubahan bentuk tubuh, apakah kehamilan juga bisa menimbulkan varises pada vagina. Apa dampaknya dan bagaimana pula cara mengatasinya?

Terima Kasih

Selain perubahan bentuk tubuh, selama hamil seorang wanita juga bisa mengalami varises pada vaginanya. Umumnya varises vagina yang terjadi jarang menimbulkan keluhan. Sehingga seringkali ibu hamil tidak menyadari jika vaginanya mengalami varises.
Padahal varises vagina termasuk gannguan yang sering terjadi selama kehamilan. Bahkan dari data dinyatakan satu dari tiga wanita hamil mengalami varises vagina ini.

Terjadinya varises atau pelebaran pembuluh darah di vagina dipicu oleh perubahan fisik dan psikis yang terjadi selama masa kehamilan. Di antaranya adalah :

1. Pembesaran Rahim
Ketika hamil, rahim mengalami pembesaran. Pembesaran itu akan menekan pembuluh-pembuluh darah besar yang terletak di depan dan di samping tulang pinggang. Penekanan yang terjadi membuat kurang lancarnya aliran darah dari bagian bawah tubuh yang menuju ke jantung. Akibatnya terjadilah bendungan pada pembuluh-pembuluh balik di tubuh bagian bawah, seperti tungkai, vagina dan anus. Bendungan yang terjadi membuat pembuluh darah balik di daerah tersebut melebar dan terbentuklah varises.

2. Perubahan Hormon
Hormon steroid dan progesteron yang kadarnya meningkat selama kehamilan, bisa melemahkan otot polos dinding pembuluh darah. Karena melemah, otot dinding pembuluh darah balik  vena mudah sekali mengalami pelebaran. atau varises.

3. Kurang gerak
Perubahan bentuk tubuh dan hormonal seringkali membuat ibu malas bergerak. Padahal aktivitas badan yang kurang bisa menyebabkan aliran darah balik vena menuju jantung tidak lancar. Akibatnya darah lebih banyak menumpuk di pembuluh darah balik vena bagian bawah tubuh. Sehingga pada pembuluh darah tersebut mengalami pelebaran yang lama kelamaan bimenimbulkan varises. Hanya saja kehamilan sebagai penyebab varises vagina lebih sering terjadi.

Dampaknya
Meski varises vagina jarang menimbulkan keluhan, bukan berarti boleh diabaikan. Sebab pada kondisi yang parah varises bisa pecah. Biasanya pecahnya varises vagina itu terjadi saat berlangsungnya persalinan. Sebab selama persalinan, pembuluh darah vagina yang mengalami varises tertekan kepala bayi yang keluar. Selain itu pecahnya varises vagina juga bisa akibat pengguntingan vagina untuk memperlebar jalan keluar bayi dari kandungan ibunya.

Walau pun resiko pecahnya varises vagina terbesar terjadi selama proses persalinan. Namun pada masa kehamilan varises ini juga berisiko pecah. Biasanya terjadi pada trimester akhir kehamilan. Sebab pada saat itu ukuran kandungan sudah sangat besar. Sehingga semakin kuat menekan pembuluh darah vena yang telah melebar di sekitar vagina. Akibatnya  sewaktu-waktu pembuluh darah tersebut bisa pecah.

Dampak dari pecahnya varises inilah yang tidak boleh diabaikan. Karena bisa menimbulkan perdarahan hebat yang membuat ibu kehilangan banyak darah. Jka tidak segera ditangani kondisi ini bisa berakhir dengan kematian. Selain itu akibat perdarahan yang terjadi akan memudahkan tubuh ibu  mengalami infeksi.

Penanganan
Bagi ibu hamil yang menderita varises vagina, diupayakan agar varisesnya tidak bertambah besar. Cara yang dilakukan adalah membatasi lama berdiri. Agar pembuluh darah vaginanya yang melebar tidak semakin tertekan kandungannya.
Pada varises vagina yang besar dianjurkan pemakaian karet busa yang ditempatkan pada vagina dan ditutup erat dengan kain pembalut haid. Dapat juga digunakan obat-obatan golongan vasopresor untuk mennyempitkan pembuluh darah yang melebar. Tentu saja pemilihan obat-obatan ini atas petunjuk dokter.

Jika upaya itu tidak berhasil, dan tetap membuat varises vagina pecah. Tidak ada jalan lain menjahitnya. Demikian juga jika pecahnya varises itu terjadi saat proses persalinan. Namun sebelum bayi keluar, dokter akan menghentikan perdarahan untuk sementara dengan cara menekan pembuluh darah varises tersebut selama beberapa saat hingga berhenti. Selanjutnya diusahakan agar bayinya segera keluar. Supaya dokter bisa segera menjahit pembuluh darah tersebut.

Hal yang sama dilakukan dokter jika pecahnya pembuluh darah vagina terjadi saat menggunting daerah vagina untuk melebarkan jalan keluar bayi. Selama proses melahirkan berlangsung, perdarahan yang terjadi cukup ditekan dengan kain kasa. Setelah bayi lahir, pembuluh darah yang pecah harus segera dijahit dengan teliti.

Ada kalanya dokter mempertimbangkan operasi caesar untuk menghindari pecahnya varises. Hal ini dilakukan bila varises vagina yang terjadi cukup banyak dan dikhawatirkan bisa menimbulkan perdarahan hebat.

Pencegahan
Walau pun dari data dinyatakan jika satu dari tiga ibu hamil mengalami  varises vagina. Bukan berarti pelebaran pembuluh darah vena itu tidak bisa dihindari.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan ibu hamil agar terhindar dari varises vagina. Salah satunya dengan melakukan senam hamil sejak usia kehamilan dini. Senam ini bisa memperbaiki kekuatan otot secara menyeluruh, termasuk otot polos pembuluh darah. Di samping itu senam hamil yang rutin dilakukan bisa memperbaiki sirkulasi darah. Sehingga darah tidak menumpuk pada satu tempat pembuluh darah yang bisa menimbulkan varises.

Hal lain yang harus dilakukan adalah tidak mengikuti rasa malas yang merupakan bawaan orang hamil. Sebab rasa malas itu akan membuat ibu hamil enggan beraktivitas. Padahal aktivitas yang kurang selama kehamilan bisa mengurangi kelancaran aliran darah kembali ke jantung hingga akhirnya terbendung di bagian bawah tubuh dan menyebabkan timbulnya varises.

Filed Under: Konsultasi Online

Diare & Flu Pada Saat Kehamilan

27 June 2010 by Dr. Gregorius Agung, SpOG

Yth.Dr. Greg, SpOG

Saat ini usia kehamilan ke 2 saya masuk bulan ke 4, beberapa gangguan yg saya alami adalah:
-Kehamilan bulan ke 2 saya mengalami sembelit,saya diberi Laxadine.
-Bulan ke 3 saya mengalami (..maaf) mencret, sehari bisa 5 – 7 kali berupa cairan saja serta sakit maag, setelah 10 hari baru bisa sembuh dg.diberi obat Systabon, Septrin & Metronidazole, ( untuk maagnya saya sesekali minum Milanta )
-Terakhir ini saya mengalami gejala flu (suhu badan panas,kepala pusing,batuk2) juga perut bag.bawah kejang2 seperti ditusuk tusuk.
-Tekanan darah saya dari sejak remaja memang rendah, terakhir saya periksakan kemarin tek. darah 80/48.
-Selama ini oleh Dokter saya diberi Vitamin: Maltiron, Clast, Anvomer B6.

Pertanyaan saya :
-Dari riwayat itu apakah masih dikategorikan normal (bawaan bayi) atau gangguan yg serius ?
-Mengkonsumsi obat-obat sebanyak itu, apakah aman untuk bayi saya ?
-Untuk keluhan saya yg.terakhir (flu) itu saya harus bagaimana Dok ?

Sekian, mohon petunjuknya dan terima kasih.

Ny.Aneth- Jakarta Timur.

——————————————————————————————————————-

Yth Ibu Aneth,

Seorang wanita hamil akan banyak mengalami perubahan dalam tubuhya, termasuk saluran pencernakan dan yang tersering timbul adalah sembelit, jadi hal ini lumrah dialami wanita hamil, biasakanlah buang air besar secara teratur untuk mengurangi sembelit tsb; perbanyak buah dan sayuran, bila masih sembelit barulah dibantu dg obat2 pencahar seperti laxadine dsb.

Masalah mencret rupanya kok disebabkan salah makan saja, sebaiknya cukup ganti cairan yang keluar dg oralit dan sejenisnya ( minuman segar Pocari, Gatorade itu juga oralit dalam kemasan mewah ); sebetulnya hindarilah obat2 golongan sulfa ( spt. Septrim ) dan metronidazole sejauh masih ada pilihan yang lain, tetapi saya yakin bahwa ibu meng konsumsi obat2 tsb dalam dosis yang wajar2 saja bukan.

Untuk gejala flu silahkan istirahat cukup, bila belum membantu boleh meng konsumsi obat2 flu yang biasa anda pakai ( Oskadon oyee?????……) Vitamin yg anda makan sudah baik, Anvomer hanya anda pakai kalau masih muntah, Clast adalah obat anti allergi, jadi kalau sedang tidak flu atau allergi ya tidak usah dimakan.

Sekian semoga sehat selalu dalam kehamilan anda , salam !

Filed Under: Konsultasi Online

Login Pasien


Links

  • RS Husada Utama
  • RS Lombok Dua Dua
  • RSIA Kendangsari MERR
  • RSIA Kendangsari Surabaya

The Doctor

Dr. Gregorius Agung H, SpOG menyelesaikan pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 1992 dan Pendidikan Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di universitas yang sama pada tahun 2002. Read More »

Peta Lokasi

Contact Us

GA Clinic - Dr. Gregorius Agung H, SpOG
Jl. Menur Pumpungan 167 A
Surabaya, 60118 · Indonesia

phone: (031) 5963706
Whatsapp: 0857-0848-6899
email: gregspog@yahoo.com

Copyright © 2025 · Dokter Kandungan Surabaya | Dr. Greg Agung, SpOG

GA Clinic akan tutup pada tanggal 16 - 18 Mei 2025 dan buka kembali tanggal 19 Mei 2025