Penyebab Endometriosis
Walaupun penyakit endometriosis telah diketahui sejak lama, namun belum diketahui secara pasti penyebab dari penyakit ini. Beberapa teori yang berkembang yang mencoba menjelaskan timbulnya endometriosis, antara lain:
- Teori implantasi, yaitu adanya sel rahim/endometrium yang tertanam (implantasi) akibat aliran menstruasi yang berlawanan arah. Teori ini juga menjelaskan bahwa aliran limfatik juga dapat menyebarkan sel rahim ke seluruh tubuh.
- Teori metaplasia, yaitu perubahan dari berbagai sel yang berpotensi menjadi sel rahim. Namun teori ini tidak didukung oleh bukti klinis atau eksperimen.
- Teori induksi, di mana proses biokimia dalam tubuh merangsang sel-sel induk menjadi jaringan rahim.
Pada endometriosis juga terdapat perubahan sistem imun, di mana sitem imun tubuh tersebut tidak mampu menghilangkan sel rahim yang berada di lokasi yang salah. Faktor lain yang memungkinkan untuk terjadinya endometriosis adalah faktor genetik. Seseorang memiliki kemungkinan 7 kali lebih besar untuk terkena endometriosis dibanding orang normal, bila ada saudara tingkat pertama yang memiliki endometriosis. Saudara tingkat pertama yang dimaksud adalah ibu, bibi, atau saudara kandung. Faktor lainnya untuk terjadi endometriosis antara lain: masa siklus menstruasi yang pendek, menstruasi yang banyak, durasi menstruasi yang panjang, tidak pernah melahirkan, riwayat infeksi pelvis, kelainan bentuk rahim.
Pengobatan Endometriosis
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menghilangkan dan menyembuhkan seluruh endometriosis. Pengobatan yang ada sekarang bertujuan untuk meringankan gejala dan mengurangi terjadinya komplikasi.
Untuk meredakan gejala nyeri dapat digunakan obat-obat analgesik golongan anti inflamasi non-steroid (non-steroidal anti-inflammatory/NSAID), seperti asam mefenamat. Beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah bila nyeri masih terasa, yaitu mandi dengan air hangat, atau kompres hangat pada daerah yang nyeri untuk mengendurkan otot-otot. Selain itu, olahraga yang teratur dapat membantu meringankan gejala yang timbul.
Karena endometriosis dipengaruhi hormon estrogen, maka pengobatan dengan obat hormonal yang menekan estrogen dapat membantu meringankan gejala. Namun, pengobatan hormonal ini hanya bersifat sementara dan bila dihentikan gejala akan muncul kembali. Pengobatan hormonal yang dapat dipakai contohnya pil kontrasepsi oral, selama minimal 6-12 bulan. Namun, perlu diperhatikan bahwa pasien tidak bisa hamil selama pengobatan.
Kehamilan tidak menyembuhkan endometriosis. Kehamilan hanya dapat memperbaiki endometriosis untuk sementara. Menyusui juga membantu meringankan gejala namun hanya bersifat sementara. Hal ini disebabkan karena selama kehamilan dan menyusui, hormon estrogen ditekan. Namun setelah melahirkan dan menyusui, gejala akan kembali.
Sampai saat ini, operasi merupakan pengobatan yang terbaik namun tidak menyembuhkan. Pada pengobatan dengan pembedahan, akan ditentukan terlebih dahulu apakah fungsi ovarium dapat dipertahankan atau tidak. Fungsi ovarium dapat dipertahankan pada kasus endometriosis dini tanpa gejala, atau pada pasien yang menginginkan kehamilan.
Pembedahan definitif (spesifik untuk suatu penyakit) dilakukan terhadap pasien-pasien yang tidak mau hamil atau mengalami beberapa gejala sekaligus. Jenis pembedahannya antara lain: pengangkatan rahim (histerektomi total), pengangkatan ovarium (salpingo-ooforektomi bilateral), dan membuang jaringan endometriosis (eksisi endometriosis). Pada pasien ini perlu dilakukan terapi pengganti hormonal.
Pengobatan untuk wanita dengan endometriosis tidak hanya mencakup medis. Endometriosis tidak hanya menyerang tubuh, namun juga mental dan hubungan sosial pasien. Banyaknya mitos yang tidak sepenuhnya benar dan gejala yang mengganggu, dapat menambah rasa frustasi pada pasien dengan endometriosis. Oleh karena itu, pengobatan juga perlu diarahkan untuk mental dan hubungan sosial pasien melalui konseling.
Belum ada pencegahan endometriosis yang sukses. Dilaporkan bahwa olahraga aerobik dapat membantu menurunkan risiko terjadi endometriosis. Penggunaan pil kontrasepsi sebagai pencegahan masih kontroversial. Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah tidak memperlambat kehamilan, melakukan pemeriksaan dengan baik dan benar serta tidak menjalani kuret saat sedang haid.
Endometriosis memiliki kecenderungan untuk kambuh. Pada kasus endometriosis yang dilakukan bedah definitif, 3% dari kasus tersebut akan timbul endometriosis berulang. Sementara pada pasien yang menjalani pembedahan konservatif, timbul kekambuhan pada 10% kasus dalam 3 tahun pertama. Tingkat kekambuhan pada endometriosis mencapai 40% dalam 5 tahun.