Menurut National Institutes of Health (NIH), sebagian besar wanita rentan bermasalah dengan fibroid. Pada usia 50 tahun, sekitar 70 sampai 80 persen wanita memiliki fibroid. Dalam banyak kasus, fibroid diyakini tidak menyebabkan gejala tertentu, dan dalam kasus-kasus seperti itu kebanyakan perempuan mungkin tidak menyadarinya. Padahal, fibroid ini merupakan salah satu faktor yang bisa mengganggu kesuburan dan menyebabkan perempuan susah hamil.
Apa itu fibroid?
Fibroid atau biasa disebut tumor rahim terjadi jika sel-sel otot rahim tumbuh abnormal di lapisan dinding rahim. Tumor rahim jenis ini umumnya tidak bersifat ganas. Dalam istilah medis, tumor rahim juga dikenal dengan nama leiomioma atau miom. Kebanyakan kasus tumor rahim bersifat jinak (nonkanker). Miom bisa tumbuh terdiri dari satu tumor, namun bisa juga tumbuh dalam jumlah banyak di rahim. Ukurannya pun bervariasi, mulai dari sebesar biji-bijian hingga sangat besar.
Berdasarkan letak tumbuhnya, tumor rahim diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
- Fibroid miometrium (intramural)
Tumor rahim yang tumbuh di dalam dinding rahim, tepatnya di dalam lapisan otot rahim. - Fibroid submukosal
Tumor rahim yang berkembang di lapisan tepat di bawah lapisan endometrium rahim (lapisan dinding rahim, yang langsung berbatasan dengan rongga rahim) dan kemungkinan tumbuh ke dalam rongga rahim. - Fibroid subserosal
Tumor rahim yang tumbuh di dinding luar rahim ke arah rongga panggul. - Fibroid bertangkai (pedunculated fibroids)
Bila pangkalnya di lapisan subserosa maka biasanya tumor akan tumbuh di luar rahim ke arah rongga panggul. Tapi bila pangkalnya berada di lapisan submukosa, maka tumor akan tumbuh ke arah rongga rahim. Tumor rahim jenis ini melekat pada dinding rahim dengan bergelantungan pada seutas tangkai jaringan.
Penyebab Fibroid
Belum ada kejelasan mengenai apa sebenarnya penyebab fibroid rahim pada seorang wanita. Para pakar kesehatan hanya sepakat bahwa wanita di usia subur cenderung lebih berisiko mengidap fibroid rahim dari pada wanita di usia lainnya.
Sejumlah pakar masih memperdebatkan adanya ketidakannormalan anomali genetik atau dampak dari sirkulasi darah yang tidak normal sebagai penyebab terbentuknya fibroid. Adanya riwayat keloid juga diduga menjadi pemicu pembentukan fibroid.
Beberapa pakar lain juga menduga bahwa ini ada kaitannya dengan pola makan, kadar protein tertentu dari makanan yang memicu proliferasi atau pertumbuhan yang berlebihan. Ada juga yang menyatakan bahwa orang dari ras kulit berwarna (bukan kulit putih) memiliki kecenderungan lebih mudah mengalami miom atau fibroid ini. Selain itu, konsumsi alkohol juga ditengarai sebagai pemicu miom.
Faktor pengaruh estrogen terhadap pembentukan fibroid di rahim juga perlu dipertimbangkan. Itu sebabnya mereka yang mengalami haid sebelum usia 10 tahun memiliki risiko lebih besar mengalami fibroid rahim.
Beberapa wanita hamil didapati mengalami pembesaran fibroid pada trimester pertama kehamilan mereka. Dan secara bertahap fibroid mengecil seiring dengan perkembangan janin, hingga akhirnya luruh bersamaan dengan proses persalinan.
Risiko tertinggi wanita untuk mengidap fibroid rahim adalah pada usia subur. Sekitar 80% kasus terjadi pada wanita di antara usia 20 – 50 tahun, dimana kadar estrogen dalam tubuh mereka relatif tinggi. Kadang fibroid ini terus ada di dalam rahim mereka selama tubuhnya masih dalam masa subur.
Mereka yang mengalami fibroid rahim menahun juga sangat mungkin mengecil ukuran fibroidnya, bahkan hingga menghilang, bersamaan dengan datangnya masa menopause akibat turunnya kadar estrogen dalam tubuh mereka.
Gejala Fibroid
Pertumbuhan fibroid pada area rahim ini menimbulkan sejumlah gejala khas yang menyebabkan penderitanya akan merasakan sejumlah tanda-tanda. Beberapa gejala fibroid tersebut antara lain:
- Menstruasi dengan keluarnya darah yang berlebihan.
- Nyeri haid yang berat
- Nyeri di area panggul, pinggang, hingga kaki bagian atas saat haid
- Sering sembelit (konstipasi)
- Perut membuncit, kadang bisa terlihat tidak simetris
- Kadang muncul linu atau rasa tertekan pada perut saat sedang tidak haid
- Sering pipis dan muncul rasa ingin pipis secara mendadak
- Muncul rasa nyeri saat berhubungan intim
Selain sejumlah gejala firboid rahim di atas, penderita juga biasanya akan mengalami gangguan pada kesuburan mereka, termasuk sulit hamil, mudah keguguran, perlekatan janin yang terlalu rendah, dan lain sebagainya.
Fibroid dan Kehamilan
Fibroid yang paling mungkin memengaruhi kehamilan adalah fibroid submukosa. Alasannya karena tumor rahim tersebut kemungkinan dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah pada bagian dinding rahim yang bebas tumor. Akibatnya, selain mengubah bentuk rahim, tumor rahim jenis ini juga mengganggu peletakan dan penanaman (implantasi) embrio pada dinding rahim.
Penderita tumor rahim dan sedang hamil, biasanya akan menemui sedikit masalah. Masalah paling umum yang terjadi pada ibu hamil dengan fibroid antara lain adalah bayi lahir prematur, bayi sungsang, melahirkan melalui operasi caesar, tahapan persalinan terhambat (pembukaan pintu vagina tidak maju-maju), dan solusio plasenta, yaitu kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan sehingga mengakibatkan janin tidak mendapatkan cukup oksigen.
Pengobatan Fibroid
Ada kaitan erat antara estrogen dan sejumlah ketidakwajaran dalam rahim yang memicu terbentuknya fibroid. Itu sebabnya cara mengatasi fibroid rahim dapat difokuskan pada upaya untuk menormalkan kembali kondisi di dalam rahim. Beberapa cara mengatasi fibroid rahim antara lain:
Kontrasepsi (Pil KB)
Karena ada pengaruh estrogen yang kuat dalam pertumbuhan fibroid, maka penderita dapat melakukan terapi kontrasepsi dengan meminum pil KB untuk mengendalikan kadar estrogen dalam tubuh. Biasanya dipilih jenis pil KB yang didominasi oleh kadar progestin tinggi untuk mengatur ulang fungsi ovulasi serta mengendalikan penebalan dinding rahim menjelang masa ovulasi.
Levonorgestrel Intrauterine System (LNG-IUS)
Ini adalah semacam alat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim untuk melepaskan hormon levonorgestrel ke rahim. Hormon ini akan bekerja meniru cara progesteron menetralkan kadar estrogen. Hormon ini juga membantu mengendalikan fungsi ovulasi serta menormalkan kembali pembentukan dinding endometrium.
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Ini adalah terapi pengobatan yang bekerja sebagai anti estrogen sehingga dapat secara efektif menurunkan kadar estrogen dalam tubuh. Cara ini efektif untuk mengecilkan ukuran fibroid, juga untuk mengatasi gejala-gejala fibroid rahim yang mengganggu penderitanya.
Asam Traneksamat
Ini adalah terapi pengobatan yang menurunkan intensitas sirkulasi darah menuju rahim serta menurunkan intensitas pendarahan haid. Terapi semacam ini biasanya diberikan pada pasien yang masih ingin hamil. Tapi waspadailah baik efek samping koagulan atau pembekuan darah yang lazim terjadi akibat terapi ini.
Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID)
Terapi ini juga kerap diberikan sebagai bantuan untuk meredakan keluhan nyeri perut pada masa-masa menstruasi. Pada dasarnya terapi ini hanya membantu mengatasi nyeri tetapi tidak mengatasi masalah fibroid itu sendiri.
Terapi Progestin
Terapi progestin adalah progesteron buatan yang akan membantu menekan efek dominasi estrogen di dalam rahim. Terapi ini bekerja efektif menormalkan ketidakseimbangan kadar hormon, juga membantu menekan pertumbuhan fibroid rahim. Terapi bisa diberikan secara oral maupun dalam bentuk suntikan.
Ulipristal Acetate
Ini adalah satu metode baru untuk mengatasi fibroid rahim. Menurut Journal of Pharmacology and Pharmacotherapeutic tahun 2012, ulipristal acetate ini bekerja sebagai modulator reseptor progesteron yang akan membantu proses reaksi tubuh terhadap progesteron. Metode ini membantu meningkatkan fungsi progesteron dalam tubuh sehingga dapat mencegah kehamilan dan menekan pembentukan fibroid.
Selain dengan terapi pengobatan, dokter mungkin juga akan menyarankan cara mengatasi fibroid rahim melalui jalan operasi bedah. Tindakan ini dilakukan bila terapi obat dirasa tak cukup ampuh mengatasi fibroid rahim.
Tetapi biasanya terapi obat juga tetap diberikan seiring tindakan operasi dilakukan. Beberapa tindakan operasi standar untuk penanganan fibroid rahim antara lain:
Histeroskopi
Bedah kecil dengan memasukkan alat serupa selang melalui vagina untuk mencapai rahim. Dengan sistem remote, fibroid yang berada dalam rahim akan diangkat melalui prosedur tanpa sayatan dan luka terbuka.
Cryotherapy
Tindakan ini agak mirip dengan histeroskopi, tetapi di sini, titik-titik fibroid akan disemprotkan dengan gas bersuhu sangat rendah hingga mencapai suhu -160 derajat C. Jaringan fibroid yang beku akan lebih mudah diangkat dengan mudah tanpa menyisakan luka pada area rahim.
Miomektomi
Tindakan pembedahan ini secara langsung mengangkat jaringan–jaringan fibroid yang muncul di rahim. Operasi ini tetap memungkinkan pasien untuk bisa hamil kembali pasca operasi.
Histerektomi
Ini adalah tindakan pengangkatan seluruh atau sebagian rahim. Meski prosedur ini tak selalu disarankan, karena pada umumnya fibroid tidak mematikan dan berbahaya. Tetapi jika perkembangan fibroid sudah berlebihan dan sangat besar, dikhawatirkan bisa mengakibatkan perdarahan dan tekanan yang cukup menyakitkan. Histerektomi akan membuat pasien tidak akan bisa hamil lagi.
Embolisasi Arteri Rahim
Tindakan ini dilakukan dengan menembakkan radiasi ke arah pembuluh arteri menuju rahim. Ini akan membentuk sumbatan yang menghalangi aliran darah menuju fibroid. Tindakan ini memiliki risiko sehingga perlu dilakukan oleh ahli radiologi khusus.
Ablasi Rahim
Dilakukan dengan cara mengelupas dinding rahim menggunakan sinar laser atau radiasi tingkat rendah. Tetapi efeknya hanya bekerja pada fibroid yang ukurannya kecil dan yang muncul pada dinding rahim bagian dalam.
Cara mengatasi fibroid rahim biasanya tidak cukup hanya dengan satu prosedur. Bahkan mesipun fibroid telah diangkat, tidak menutup kemungkinan fibroid akan muncul kembali. Diperlukan terapi pengobatan untuk membantu mengatasi pertumbuhannya serta mencegahnya untuk tumbuh kembali.
Hubungi kami dan jadwalkan pemeriksaan untuk mengetahui apakah Anda memiliki ganggunan fibroid.