Masa-masa kehamilan merupakan salah salah satu moment terpenting dalam proses menjadi ibu yang baik serta pada masa itu terjadi suatu hubungan yang sangat intensif antara ibu dan calon bayinya.
Akan tetapi perlu diketahui bahwa ibu yang sedang hamil juga memiliki berbagai resiko yang mampu mengjilangkan nyawa ibu itu sediri. Dalam hal ini disebut dengan ibu hamil resiko tinggi.
Ibu hamil resiko tinggi merupakan suatu masa dimana ibu tersebut dapat mengalami beragai resiko ketika hamil yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dari berbagai faktor yang seringkali menjadi suatu penyebab utama resiko tinggi antara lain:
1. Penyakit ibu
Gangguan darah.
Jika Anda memiliki kelainan darah, seperti penyakit sel sabit atau thalassemia, kehamilan justru bisa memperburuk kondisi Anda. Gangguan darah juga bisa meningkatkan risiko bayi selama kehamilan atau pun setelah melahirkan untuk mengalami hal yang sama dengan Anda.
Penyakit ginjal kronis.
Pada umumnya kehamilan itu sendiri bisa memberi tekanan besar pada ginjal Anda. Namun kondisi ini bisa meningkatkan risiko keguguran karena menyebabkan tekanan darah tinggi dan preeklampsia, sehingga kemungkinan Anda untuk melahirkan bayi lebih awal semakin besar.
Depresi.
Depresi yang tidak diobati atau beberapa obat yang digunakan untuk mengobati depresi memiliki risiko pada kesehatan dan keselamatan bayi Anda. Jika Anda memang sedang mengonsumsi antidepresan dan baru tahu Anda hamil, jangan menghentikannya secara tiba-tiba, segera konsultasikan hal ini pada dokter.
Tekanan darah tinggi.
Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan janin Anda tumbuh lambat dan meningkatkan risiko Anda untuk melahirkan prematur. Komplikasi lain yang terkait dengan tekanan darah tinggi adalah preeklampsia dan abrupsio plasenta, suatu kondisi serius di mana plasenta terpisah sebagian dari rahim sebelum bayi lahir.
HIV atau AIDS.
Jika Anda memiliki HIV atau AIDS, bayi Anda kemungkinan besar bisa terinfeksi sebelum kelahiran, saat persalinan, atau saat Anda menyusui. Namun, pengobatan bisa mengurangi risiko ini.
Lupus.
Lupus dan penyakit autoimun lainnya dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, preeklampsia, dan bayi berat lahir sangat rendah. Kehamilan juga bisa memperparah kondisi ini.
Kegemukan. Memiliki indeks massa tubuh berlebihan sebelum kehamilan membuat Anda berisiko lebih besar untuk terkena diabetes gestasional, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Saat melahirkan, Anda mungkin hanya bisa menjalani persalinan sesar.
Penyakit tiroid.
Gangguan tiroid baik hipotiroidisme maupun hipertiroidisme dapat meningkatkan masalah keguguran, preeklampsia, berat badan lahir rendah, dan melahirkan prematur.
Diabetes.
Diabetes yang tidak dikendalikan dapat meningkatkan risiko cacat lahir, tekanan darah tinggi, melahirkan bayi prematur, dan bayi juga berisiko lahir dengan berat berlebih (makrosomia). Hal ini juga bisa meningkatkan risiko masalah pernapasan, kadar glukosa rendah, dan ikterus.
2. Gaya hidup penyebab kehamilan risiko tinggi
Kehamilan risiko tinggi tidak hanya disebabkan oleh penyakit yang dimiliki ibu sebelum kehamilan, tapi juga bisa disebabkan karena gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi minuman beralkohol, merokok, dan penyalahgunaan obat. Hal-hal ini bisa meningkatkan risiko bayi lahir mati, prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat lahir.
3. Komplikasi kehamilan
Ibu yang dinyatakan sehat sebelum hamil (tanpa kondisi medis yang mendasarinya) juga berisiko memiliki kehamilan risiko tinggi.
Masalah kehamilan yang bisa terjadi dan meningkatkan risiko kehamilan Anda adalah sebagai berikut:
Cacat lahir.
Cacat lahir sebenarnya bisa dideteksi melalui USG atau pengujian genetik sebelum kelahiran. Jika cacat lahir pada janin sudah didiagnosis, maka Anda harus mendapatkan perhatian dan perawatan ekstra dari para tenaga medis.
Diabetes gestasional.
Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi selama kehamilan. Diabetes gestasional yang tidak segera mendapatkan penanganan membuat Anda memiliki risiko melahirkan prematur, tekanan darah tinggi, dan preeklampsia. Konsultasikan dengan dokter untuk penanganannya lebih lanjut.
Perkembangan janin lambat.
Perkembangan janin biasanya akan selalu masuk ke dalam pemeriksaan penting setiap kali Anda berkunjung ke dokter kandungan. Dalam beberapa kasus, jika janin tidak berkembang sebagaimana mestinya, Anda memerlukan pengawasan ekstra dari tenaga medis hal ini meningkatkan kehamilan risiko tinggi dengan melahirkan secara prematur.
Hamil kembar.
Kehamilan kembar termasuk berisiko tinggi karena bisa meningkatkan risiko Anda untuk melahirkan secara prematur. Kehamilan kembar juga sangat memengaruhi kondisi fisik Anda.
Preeklampsia.
Kondisi serius ini biasa terjadi saat kehamilan trimester kedua, Anda akan mengalami tekanan darah tinggi. Preeklampsia bisa memengaruhi perkembangan janin dan kesehatan Anda. Gangguan kehamilan ini juga meningkatkan kelahiran prematur.
Apa yang harus dilakukan ketika Anda memiliki kehamilan risiko tinggi?
1. Periksakan diri secara rutin, terutama di masa-masa awal kehamilan
Minggu-minggu pertama adalah masa penting pertumbuhan awal bayi. Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilan mereka untuk mendeteksi dan menangani kemungkinan kelainan pada bayi. Dengan pemeriksaan rutin, dokter juga dapat memberikan penanganan dini jika Anda berisiko atau terdeteksi mengalami diabetes gestasional dan preeklampsia.
2. Konsumsi vitamin hamil
Mengonsumsi vitamin asam folat setidaknya 400 mikrogram per hari sebelum dan selama 3 bulan pertama kehamilan dapat membantu mencegah cacat tubuh pada bayi, terutama saraf tulang belakang dan otak. Beberapa vitamin pra-kehamilan mengandung 800-1000 mikrogram asam folat yang masih tergolong aman. Namun sebaiknya hindari mengonsumsi lebih dari 1000 mikrogram asam folat.
3. Jaga berat badan agar tetap normal
Kehamilan identik dengan pertambahan berat badan. Tapi usakahan jangan sampai melebihi 11-15 kilogram. Terlalu sedikit berat badan yang bertambah juga termasuk ke dalam kategori kehamilan risiko tinggi karena risiko kelahiran prematurnya tinggi. Sebaliknya, berat badan yang berlebihan selama hamil membuat ibu berisiko mengalami diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi.
Anda dapat menjaga berat badan tetap normal dengan cara:
Menerapkan pola makan sehat berimbang. Pilih sayuran dan buah segar, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak. Konsumsi juga makanan sumber kalsium dan asam folat untuk perkembangan bayi. Sebagai panduan, Anda dapat membaca selengkapnya tentang makanan sehat untuk ibu hamil.
Berolahraga secara teratur. Berolahraga teratur atau bergerak aktif tiap hari dapat meredakan stres dan menguatkan tubuh ibu hamil. Tanyakan mengenai kesehatan dan jenis olahraga yang akan dilakukan kepada dokter jika Anda mengidap kondisi tertentu, seperti diabetes.
4. Menghentikan kebiasaan yang membahayakan janin
Merokok, mengonsumsi minuman keras, serta terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein dapat meningkatkan risiko kelainan mental dan fisik pada bayi dalam kandungan. Dengan menghindari ketiganya, Anda dapat memperkecil risiko praeklamsia dan risiko melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Kondisi-kondisi ini umum dialami oleh wanita yang melahirkan di atas usia 35 tahun.
5. Deteksi kelainan kromosom pada bayi
Pelajari dan jika perlu ambil tes-tes untuk mendeteksi kemungkinan kelainan kromosom pada bayi dalam kandungan.